10. Jatuh

1.3K 95 20
                                    

Sulli berjalan kearah lorong dengan tergesa-gesa, wanita itu langsung menuju ruang ICU karena Chang Wook pagi ini dipindahkan kesana. Setelah memohon dan meminta izin untuk bertemu prianya dan diperbolehkan, dengan perasaan senang luar biasa ia langsung berlari dan hendak menemuinya, kerinduan nya memuncak saat tahu pria itu masih dalam keadaan baik-baik saja walaupun matanya belum terbuka.

Pagi ini ia sudah pergi untuk mencairkan uang yang diberikan Minho, pria itu benar, dengan membawa uang satu tas ia langsung mencegah taksi yang lewat dan segera menaikinya dan rumah sakitlah yang menjadi tujuannya walaupun sekarang sudah hampir pukul dua siang karena di bank ia sempat mengantri karena banyak sekali orang disana. 

Membuka pintunya dengan pelan, ia hampir saja menubruk tubuh prianya yang sedang terbaring diranjang dengan beberapa selang yang ada ditubuhnya. Ia mendekatinya setelah menelan ludahnya susah payah. Benarkah ini prianya? Pria dengan badan kekar dan wajah tampan yang menjadi kekasihnya tengah terbaring lemah diranjang perawatannya.

Ia mendekatinya , satu kantung buah yang dibawanya jatuh begitu saja berhamburan dibawah, matanya memanas, ia memeluk tubuh itu dengan kerinduan yang dalam, menangisi nasib prianya yang malah berakhir diantara beberapa selang yang membantu kehidupannya. Ia mengecupi wajahnya beberapa kali, ia merindukannya, merindukan pelukannya dan kata-kata manisnya.

Tangannya ia raih, walaupun tangan itu tak lagi bisa menggenggamnya dengan erat dan selalu merangkulnya tapi ia masih tetap tersenyum, tersenyum diantara luka yang terselip, melihat keadaan Chang Wook yang seperti ini apapun akan ia lakukan, ia bahkan tanpa berfikir panjang lagi rela menjual dirinya , demi kembalinya prianya. 

Dan ia bersyukur karena Minho tak tahu kalau prianya masih hidup, ia hanya tahu Sulli sudah berpisah. Ia tak tahu apalagi yang harus dilakukan kalau pria itu tahu kekasihnya masih ada didunia ini, mungkin dengan segala cara dia akan memisahkan mereka lagi. Ia tak mau berpisah dengan Chang Wook, pria itu adalah bukan hanya seperti kekasihnya saja, ia sudah seperti keluarganya selalu setia melindunginya. Walaupun sekarang tidak lagi, namun kenyataan itu mampu menohok hatinya, ucapan terakhir pria itu saat meninggalkannya sebelum kecelakaan masih terus terbayang dibenaknya.

" Oppa, walaupun kau bilang kita sudah berpisah aku tidak akan mau. Aku masih mencintaimu " 

" Kau harus kuat, aku sudah mendapat uangnya dan setelah ini kau akan dijadwalkan untuk operasi " Katanya lagi, Sulli menyeka air matanya.

" Aku menunggumu bangun, Aku sudah bilang pada suster dan dokter kalau kau membuka mata mereka harus menelfonku karena aku ingin jadi orang pertama yang kau lihat " Ucapnya lagi , sebelum air matanya keluar lagi ia melirik jam ,sudah sepuluh menit dia harus cepat-cepat keluar sebelum salah seorang suster mengusirnya.

Ia mengecup dahi pria itu sebelum meninggalkan ruangan, matanya melebar melihat buah yang dibawahnya jatuh berhamburan. Dengan cepat ia memungutinya, dia menatap Chang Wook lagi sebelum ia keluar, ada perasaan tak rela yang terselip dihatinya tapi pria itu perlu dukungan dan ia tak akan lelah berdoa semoga pria itu cepat sadar, Sulli menutup pintunya, dia tak tahu kalau Chang Wook meresponnya dengan gerak ditangannya, tapi hanya sepersekian detik, dan hal itu tak membuat dirinya membuka matanya.

Seorang wanita yang berada diujung lorong menatap kepergian Sulli dari ruang intensif tersebut, matanya menyipit karena ia merasa kenal dengan wanita itu. Setelah dilihat wanita itu memang benar , wanita yang baru dikenalnya semalam, dahinya mengkerut, matanya sembab , wajahnya pun memerah, apa yang dilakukan wanita itu diruangan pasiennya. 

" Bukankah wanita itu yang dibawa Minho semalam kerumah? " Tanyanya pada dirinya sendiri. Ia mengangkat bahunya acuh, mungkin saja salah lihat, bisa saja kan? Batin Yoona.

Sang Kupu-Kupu Malam✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang