Amanda masih menangis ketika seseorang mengetuk pintu mobil di sebelahnya. Ia terkejut karena ternyata wajah Kevin yang muncul dibalik kaca. Ia mengira kalau tadi Kevin akan pulang setelah memarahinya. Namun ternyata Kevin kembali ke mobil dengan membawa bungkusan.
"Saya gak mau ada penolakan. Ini kamu makan dulu buburnya. Tadi saya beli di kantin rumah sakit" kevin berkata sambil membuka bungkusan yang dibawanya. Lalu menyerahkan kotak styrofoam kepada Amanda.
Amanda menerima pemberian Kevin tanpa berkata apa apa. Sebenarnya memang ia belum sempat makan siang padahal ini sudah malam. Dengan malas ia membuka bungkusan itu lalu meraih sendok. Mencoba untuk menyuapkan bubur kemulutnya. Namun malangnya, begitu suapan pertama masuk ke mulut Amanda langsung muntah. Perutnya tidak bisa menerima makanan. Kevin menghela nafas dalam. Ia mengambil kotak styrofoam dari tangan Amanda Kemudian berkata
"Kamu dirawat aja ya?"
Amanda hanya menggeleng lemah sebagai jawaban. Akhirnya Kevin menghela nafas kasar. Ia tidak tega apalagi melihat Amanda yang sudah bersandar lemas.
"Kalau aku dirawat Azka sama siapa? Pekerjaanku gimana?" Jawab Amanda sambil menangis
"Saat ini yang terpenting adalah kamu. Azka masih punya stok Asi kan? Kalau pekerjaan tinggalkan saja. Kamu juga gak akan bisa ke kantor dengan kondisi begini. Yang penting kamu sehat dulu. Lagian kalau kamu pulang siapa nanti yang urus kamu dirumah?" Kevin berusaha membujuk istrinya.
Akhirnya setelah berpikir beberapa saat Amanda mengangguk. Karena saat ini ia sudah sangat pusing dan lemah. Membuka mata saja rasanya sudah tidak sanggup. Kevin langsung keluar dari mobil dan meminta kursi roda untuk menjemput Amanda. Lalu kemudian mendorongnya langsung ke ruangan rawat inap didampingi seorang perawat. Tadi sebelumnya ia sudah terlebih dahulu melapor kepada dokter yang memeriksa Istrinya.
Kevin menempatkan Amanda di ruangan VIP agar ia bisa merasa nyaman. Dengan telaten ia mengurus semua kebutuhan istrinya. Termasuk meminta Pak Amir untuk pulang ke rumah dan mengambil perlengkapan Amanda. Demikian juga Ati sudah dihubungi agar membawa Azka ke rumah mommy untuk menginap malam ini. Untuk itu ia sudah meminta supir pribadi keluarganya yang menjemput. Mami amanda sendiri masih harus menemani papinya yang dirawat di rumah sakit yang berbeda.
Setelah semua selesai, jam sebelas malam akhirnya Edward tiba di rumah sakit. Mengantar pakaian dan perlengkapan mandi Kevin. Melihat Amanda yang sudah tidur segera Kevin masuk ke kamar mandi membersihkan diri lalu berganti pakaian. Kemudian ia keluar ruangan menghampiri Edward yang sudah muncul kembali dengan dua gelas kopi ditangannya. Ia mengajak adiknya untuk mengobrol di luar.
Sesampai di luar ruangan mereka duduk di bangku panjang lalu Edward membuka percakapan
"Mas, kok mbak manda bisa dirawat disini? Ketemu dimana tadi?" Tanyanya penasaran.
"Tadi gue ke gereja buat gladi resik baptisnya Azka sabtu depan. Amanda tiba tiba pingsan jadi deh gue anter dia kesini. Karena kayaknya lemes banget sama muntah muntah ya udah gue anjurin dirawat. Trus sekarang gak ada yang jagain dia" jelas Kevin
"Kok elo masih peduli banget sama mbak Amanda mas?" Tanya Edward penasaran.
"Apapun yang terjadi ada Azka yang masih bayi dan butuh Asi ibunya"
"Kalau Azka udah gede dan gak butuh Asi lagi? Apa elo tetep begini?" Desak Edward
Kevin hanya diam, matanya menerawang pikirannya entah kemana. Pertanyaan Adikkya menohok perasaanya. Ia tidak pernah berpikir sejauh itu. Ya, ia memang peduli pada amanda. Tapi karena apa? Apakah benar hanya perhatian seorang ayah kepada ibu dari anaknya. Atau perasaan sayang antara pria dan wanita. akhirnya pertanyaan edward hanya dijawabnya dengan gelengan. Tanda iapun belum tahu jawabannya. Sampai akhirnya Edward pamit untuk pulang. Setelah adiknya pulang Kevin kembali masuk ke ruangan. Didapatinya Amanda sudah bangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
GREY WEDDING (END)
RomanceAmanda dan Kevin dipertemukan dalam sebuah pernikahan, yang telah diatur oleh keluarga mereka. Dari awal mereka menyadari bahwa tidak mudah menjalani pernikahan tanpa saling mengenal terlebih dahulu. Namun mereka tidak kuasa membantah kedua orang tu...