Amanda akhirnya memutuskan untuk menginap di rumah maminya. Sesampai di rumah amanda kembali ke kamar ketika ia belum menikah dulu. Sebuah kamar yang sangat luas dan ditata sesuai dengan seleranya. Dia bisa melakukan segala hal di kamarnya. Termasuk menonton televisi. Sangat berbeda dengan kamar di apartemen suaminya. Dimana kevin tidak mengizinkan ada perangkat audio visual di kamar. Dengan alasan kamar adalah tempat untuk beristirahat bukan untuk menonton televisi.
Di kamarnya ini juga ada kamar mandi yang sangat besar. Dimana ia bisa berjam jam menghabiskan waktu di dalam sana. Tanpa harus berbagi dengan kevin. Amanda merasa kembali ke tempat ternyaman dalam hidupnya. Tidak lagi harus bersempit sempit di kamar kevin. Walaupun sebenarnya kamar di apartemen tidak tergolong sempit. Tapi tidak seluas kamar amanda.
Di rumah ini juga tersedia peralatan dan perlengkapan salon yang sangat memadai. Karena tak jarang saat ia butuh perawatan ia tinggal menghubungi kapster terlatih langganannya. Seisi rumah ini sangat memanjakan amanda.
Sambil membaringkan tubuhnya amanda kembali memikirkan kalimat kalimat mami di mobil tadi
Amanda dan mami harus terjebak dalam macet ketika kembali dari rumah sakit.
"Nda, apa kamu sudah bilang sama kevin tentang pindah sementara ke rumah selama kamu hamil?"
"Belum mi, masih belum ada waktu. Kenapa?"
"Kok belum sih, kehamilan kamu lagi rawan rawannya lho. Di apartemen kan cuma kamu sendiri. Kalau ada apa apa gimana? Mana gak ada asisten rumah tangga sama sekali yang bisa nemenin kamu?"
"Iya mi, nanti deh amanda bilang sama kevin"
"Pokoknya besok kamu sudah harus bilang ke dia. Supaya kamu sebaiknya tinggal di rumah mami dulu. Mami juga gak mau lihat kamu capek ngerjain tugas rumah. Padahal dari dulu kamu gak pernah pegang apa apa"
***
Keesokan harinya di kantor amanda
"Mas"
"Ya, ada apa sayang? Kevin menjawab sambil terus menatap laptopnya.
"Aku boleh gak tinggal di rumah mami sementara. Selama papi sakit aja. Sekalian buat nemenin mami"
"Kok, harus gitu?"
"Kan, mas kerjanya sampai sore. Trus aku diminta papi supaya resign dulu. Ngapain aku di apartemen sendirian?"
Kevin menghela nafas dalam dalam. Yang dia khawatirkan terjadi kembali. Setiap kali amanda bertemu dengan ibu mertuanya. Selalu saja ada hal hal yang harus mereka perdebatkan. Kadang ia tidak mengerti dengan jalan pikiran ibu mertuanya. Kalau memang belum siap menyerahkan anaknya pada orang lain kenapa dulu malah menyetujui perjodohannya dengan amanda?
Sebagai suami kevin merasa tidak dianggap oleh ibu mertuanya tersebut. Dan amanda pun ketika ada sedikit saja masalah langsung melapor pada mertuanya. Saat ini kevin sebenarnya ingin tahu. Apa saja yang sudah dibicarakan oleh ibu mertua dan istrinya. Ingin rasanya ia marah pada istrinya. Namun mengingat amanda yang sedang hamil. Terpaksa ia harus menahan emosinya. Karena tidak ingin terjadi apa apa dengan anak yang di kandungnya.
Akhirnya setelah menimbang kevin berkata kepada amanda
" ya sudah, terserah kamu. Tapi aku minta maaf aku gak bisa sering nginap disana. Kamu tahu kan nda bagaimana hubunganku dengan mami kamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GREY WEDDING (END)
RomanceAmanda dan Kevin dipertemukan dalam sebuah pernikahan, yang telah diatur oleh keluarga mereka. Dari awal mereka menyadari bahwa tidak mudah menjalani pernikahan tanpa saling mengenal terlebih dahulu. Namun mereka tidak kuasa membantah kedua orang tu...