3 Sept || Talk

9K 977 73
                                    

16.07

Derasnya hujan membuat Zee berlari kencang seperti kijang dikejar harimau. Sepatu putihnya yang menapak tanah tidak ia pedulikan. Mau kotor tak apa, asal Zee sampai rumah dengan keadaan selamat.

Napas Zee tersengal ketika ia sudah sampai di depan pagar. Dengan cepat dibukanya pagar itu, lalu ditutupnya kembali. Zee melepas sepatu dan menaruhnya di rak. Kemudian, Zee membuka pintu.

"Assalamu'alaikum, Ji pul—" Ucapan Zee menggantung. Ia terkejut dengan apa yang dilihatnya di ruang tamu. Zee berjalan mendekat. Matanya memincing memastikan.

Ternyata benar! Di sofa, ada Zach yang tidur dengan memeluk Zein. Zee terkejut, ia kira Zach akan ke rumahnya nanti malam. Eh, nggak taunya sekarang malah tidur di ruang tamu. Pakai peluk Zein pula.

Kok gue berasa jadi istri yang ditungguin suami sama anak pulang, ya? Ah, amin aja deh.

Zach tiba-tiba menggeliat. Matanya perlahan terbuka. Melihat Zee di depannya, Zach pun bangkit untuk duduk. Zach melirik Zein yang masih tertidur pulas. Udara yang begitu dingin, membuat Zach mengambil selimut yang tergeletak di lantai dan menyelimuti Zein. Aduh, papa idaman!

"Udah pulang? Kehujanan, ya?" tanya Zach dengan suara khas bangun tidur.

Melihat Zach yang dibalut dengan sweater berwarna merah jambu menjadi Zee terkikik geli dalam hati. Merah jambu kan warna ... Ah, lupakan!

"Iya. Tadi hujan tiba-tiba deras banget pas gue nyampe depot mie ayam depan komplek," jawab Zee.

"Yaudah mandi dulu sana."

Zee pergi mandi. Meninggalkan Zach yang memainkan lagi ponsel. Palingan chat Rinai. Tak lama kemudian, Zee selesai mandi dan menghampiri Zach di ruang tamu.

"Zach, mau minum apa?" tanya Zee basa-basi.

"Nggak usah. Tadi udah dibikinin sama nyokap lo. Tuh." Zach menunjuk cokelat panas di atas meja dengan dagunya.

Zee manggut-manggut. "Lo disini dari jam berapa?"

"Jam sebelas, mungkin."

"Gila, lo!"

"Kangen Jen, hehe." Zach terkekeh.

"Sabodo, mas."

"Zee, rambut lo berantakan," ucap Zach keluar dari pembicaraan.

Zee hanya menatap Zach dengan alis sebelah. Kemudian, Zach mengatakan hal yang tidak pernah Zee duga dan membuat jantung Zee copot ke perut.

"Mau gue kuncir, nggak? Gue pingin kuncirin rambut cewek."

Tidak ada yang bisa Zee lakukan selain mengangguk mengiyakan. Kesempatan tidak datang dua kali!

------

a.n

zee aja dikuncir zach, jeka kapan dikuncir doi?

p.s: wdyt about mulmed?

Chat and TalkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang