10 Sept || Talk

7.5K 833 31
                                    

16.27

Terkait insiden ponsel Zee hilang, Zee jadi tidak berani pulang. Iyalah, ponsel itu pemberian Mama pas Zee kenaikan kelas. Dan itu ponsel Zee yang paling mahal—seumur-umur ponsel Zee harganya tidak pernah lebih dari dua juta.

"Masih nggak berani pulang?" tanya Zach untuk yang kesekian kalinya. Dari tadi Zach juga tidak pulang. Mau menemani Zee, katanya.

"Kalo lo nggak mau nemenin gue disini, pulang aja sana," balas Zee sambil memutar bola mata jengah.

"Ayo pulang, Zee. Gue temenin. Gue bantu bicara baik-baik masalah ini," ucap Zach. "Lagian tuh hape lo harganya berapa, sih? Apa mau gue beliin?"

Langsung Zee menatap Zach seolah otak cowok itu keluar dari tempatnya. "Kok lo jadi songong?"

"Ya kan gue nawarin."

"Nggak usah sok beliin orang hape, deh. Tuh uang kas lo urusin dulu," sindir Zee.

"Nyokap gue bakal bayar, kok, pas ambil raport nanti."

Zee tidak menjawab ucapan Zach. Karena menurut Zee percuma saja, Zach dilahirkan untuk menjadi orang songong. Plusnya, dia ganteng.

Tiba-tiba ada cewek berambut panjang dengan bandana di kepala menghampiri mereka. Zach dan Zee tahu siapa cewek itu. Untuk itu, Zach membuka suara duluan.

"Ada apa, Sar?" tanya Zach.

Cewek itu bernama Sarah. Cewek yang–katanya–paling cantik di kelas. Juga satu-satunya cewek yang berkali-kali masuk majalah Gadis.

"Nih." Sarah mengulurkan tangannya yang menggenggam ponsel tipis berwarna gold dengan logo apel digigit di belakangnya. "Gue nemu hape Zee di toilet."

"Hah?" Zee cengo. "Di toilet bagian mananya?"

Masalahnya, Zee tadi bolak-balik toilet, tapi tidak menemukan keberadaan ponselnya. Wajar kan kalau Zee cengo?

"Di bawah tong sampah. Kayaknya tadi jatuh, deh, tapi lo nggak nyadar," jelas Sarah.

Meskipun tidak percaya, Zee tetap menerima ponselnya itu. Tidak apa kalau Sarah bohong, yang penting ponselnya itu balik. Kalau enggak, mungkin uang jajan Zee dipotong tiga bulan buat beli ponsel lagi. Mama Zee orangnya hemat.

"Wah, makasih, ya. Lo penyelamat gue, Sar."

Di sebelahnya, Zach mencibir. "Alay."

Kemudian Sarah pergi. Dengan senyum sumringah, Zee segera menghidupkan ponselnya. Tapi aneh, ketika Zee menghidupkan ponsel, ponsel itu tidak dalam keadaan mati, tapi terkunci. Dan ketika Zee membuka kunci, layar Zee langsung menunjukkan LINE. Di atas sendiri, ada chat dari Arinai. Alis Zee berkerut, dan segera Zee membuka chat itu.

Arinai: Sori, ya, history chat kemarin gue hapus.

Arinai: Sori, ya, udah lancang nyuri hape lo pas lo ke toilet.

Arinai: Gue nyuruh Sarah, hehe.

Jika Arinai adalah Rinai, maka ...

Jadi Rinai itu Ari? Pantes dari dulu kelakuannya nggak pernah berubah. Tapi gue kok bisa nggak tau?

"Zee? Kenapa?" Suara Zach mengembalikan Zee dari dunia imajinasinya.

"Hah? Oh, nggak kok. Nggak papa."

Terpaksa, Zee berbohong.

-----

a.n

mampir ke lapak sebelah dong. kalo ini kan lapak 2z, kalo sebelah lapak 2g. wkwkwk.

btw, yang follow igku terus minta folbek, comment aja. kalau dm nggak aku bales soalnya aku ig-an di google dan gaada dm nya ):

p.s: lagi ulangan korespondensi (':

Chat and TalkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang