16.21
Turunnya hujan yang membasahi bumi membuat Zee tidak bisa pulang. Ia lupa membawa jas hujannya. Jadi, Zee menunggu hujan reda di kelas. Sambil tangannya bertopang dagu mengamati derasnya hujan.
Zee tidak sendirian, kok. Ada Zach yang menemani Zee.
"Gue sekalian nunggu Rinai yang ikut pelajaran tambahan." Begitu kata Zach saat ia ingin menemani Zee.
"Zach," panggil Zee.
Zach yang semula tiduran di bangku yang ia tata, langsung berubah menjadi duduk. "Apa?"
"Gue pingin jadi hujan. Dia nggak pernah komplain meskipun jatuh berkali-kali." Zee bermonolog.
"Maksudnya?" Zach tidak paham.
"Gue suka sama cowok. Tapi, dia nggak ngelirik gue sama sekali. Gue cuma dianggap sebagai temennya, mungkin," cerita Zee. "Gue kadang bingung, kenapa gue harus suka sama dia? Gue komplain ke hati gue, jangan sampe suka sama dia, tapi apa daya? Hati gue nggak menuruti."
"Hujan jatuh berkali-kali, lalu habis itu tumbuh pelangi. Seharusnya lo percaya, kalo lo suka sama dia dan bakal berakhir bahagia." Zach membalas ucapan Zee sambil tersenyum manis.
Zee terkekeh miris. "Nggak selalu habis hujan terus ada pelangi. Begitupun gue yang suka sama dia, tapi dia nggak bakal ngasih kebahagiaan."
"Kenapa?"
"Karena dia suka sama cewek lain."
"Sabar ya, Zee, gue tau friendzone itu nggak enak. Tapi gue yakin kok, cowok yang lo suka itu bakal suka balik sama lo."
"Gue sih maunya gitu."
"Amin ya, Zee."
Zee mengangguk mengiyakan. Dalam hati ia mengamini juga. Namun, sedetik berikutnya, ucapan Zach menohok hati Zee. Karena cewek itu tidak tahu harus menjawab apa.
"Emang cowok yang lo suka itu siapa, Zee?"
------
a.n
pingin cepet-cepet mengakhiri cerita gajelas ini. sampe bab 45 cukup lah ya :"
KAMU SEDANG MEMBACA
Chat and Talk
Short Story[Completed] Highest rank #1 in Short Story 25 November 2017 ------ Zach dan Zee adalah teman sebangku. Sebelum Zach mengirimi Zee pesan untuk menanyakan buku catatan sejarahnya, Zee terlalu takut untuk ngobrol bersama cowok berdarah Sunda itu. Tapi...