30

11.1K 400 0
                                    

" Mama, papa kok engga bilang-bilang mau kerumah " tanya zahra dengan senang ketika melihat mertuanya berkunjung kerumah mereka

" Memang nya tidak boleh, menantu mama yang cantik " ucap mama seraya meminum minuman yang dipersilahkan zahra

" papa kehalam belakang dulu ya, mama lama-lama tuh ngobrol dengan menantu kesayangan " ucap papa

" iya papa " ucap sarah

" Dari kemaren tu ra, mama merengek terus pengen ketemu kamu " ucap papa seraya meninggalkan ruang keluarga rumahnya

" mama engga mengganggu kamu kan sayang "

" engga lah ma, Malah zahra senang ma kalau di jenguk terus "

" Kalau mama terus terus kesini setiap hari, takutnya mama malah ganggu kalian berdua lagi "

" Gangguin apa sih ma " ucap Rasya yang baru turun dari lantai atas

" Rasya... tumben ada dirumah " ucap mama kaget

" emmm... menantu mama sudah berhasil ya " goda mama pada Zahra

" Berhasil apa ma " tanya Rasya

" mau tau aja " ucap sarah asal

Rasya melirik ke arah zahra dan mengerutkan keningnya seakan-akan bertanya, namun zahra hanya mengangkat bahu nya seakan-akan bukan apa-apa.

" Kalau mau tanya, tanyakan dengan mama, istri mu mana tau kalau belum mama beri tahu "

" Ohh, jadi gitu ma, harus rahasia-rahasian. Udah berapa lama mama kenal dengan zahra sampai udah rahasia-rahasian sama anak sendiri "

" ohh jadi anak mama sekarang udah manja, sejak kapan " ucap Saras

" Sejak mama rahasia-rahasiaan " ucap Rasya singkat

" Ohh jadi anak mama kepo ya, sini mama bisikin " ucap mama seraya mengajak Rasya duduk disebelahnya

" Kapan mama punya cucu " bisik mama pada Rasya namun masih terdengar oleh Zahra. Rasya hanya membulatkan matanya dan melirik zahra yang juga terdiam tak percaya apa yang dikatakan mamanya

" emmm, mama sudah makan " tanya zahra mengalihkan pembicaraan

" belum ra, tadi mama buru-buru takut papa keburu kekantor, ehh papa malah engga ngantor hari ini " ucap Sarah mama Rasya

" Zahra sama mas Rasya tadi juga hanya makan roti belum sempat makan ma, kita makan dulu saja gimana " usul Zahra

" Ya udah mama panggil papa di belakang dulu ya, pasti lagi asik dengan koran nya deh "

" iya ma "

" Mas lagi mikirin apa " tanya Zahra pada Rasya masih terdiam

" mmm,, engga apa-apa "

" Ya sudah ayo makan mas, bentar lagi papa sama mama nyusul " 

Rasya pun mengikuti zahra menuju ruang makan, tak lama papa dan mamanya pun sudah berada di situ dan mereka larut dengan makanan masing-masing.

***

" Papa sudah tau masalah yang terjadi di proyek yang kamu tangani sya " ucap papa

" Ikhlaskan jika itu yang terbaik, papa sudah bangga karena kamu sudah berjuang " lanjutnya

" Rasya juga tidak tau mengapa ini bisa terjadi pa "

" Papa bangga karena kamu menanggapinya dengan sabar, dan baru pertama kali papa melihat itu " 

" Iya dong pa, papa memang tidak salah memilih Zahra menjadi menantu " ucap mama menghampiri

" Mengapa jadi ke dia ma " tanya Rasya

" Ya siapa lagi sya, biasanya kamu marah-marah kalau keinginan kamu tidak terpenuhi atau kamu ada masalah. Dan sekarang mama sama papa dengar kalau kamu sedang belajar dengan pemilik pesantren itu " ucap mama

" Mama dan papa bangga dengan mu sya " lanjutnya

" Zahra sudah selesai shalatnya sayang " ucap mama melihat zahra yang baru selesai mengerjakan kewajibannya sebagai muslim

" hmm lama ya ma "

" Lumayan sayang, mama aja dari tadi selesainya "

" oya Ra, mama sama papa pamit dulu ya, kapan-kapan mama kesini lagi. Mama pasti cepet deh kangen dengan kamunya " ucap mama berpamitan

" Iya ma, hati-hati ya. Lagi pulakan tidak terlalu jauh, papa juga engga bakal marahkan kalau mama kesini sendiri " ucap Zahra seraya melirik papa nya

" iya sayang " ucap mama

Rasya pun mengantar papa dan mama nya hingga parkiran mobil, sedangkan zahra hanya menunggu didepan pintu atas permintaan Rasya.

" Sya wanita seperti Zahra itu sangat luar biasa, selain ia baik ia juga sopan dan hormat terhadap orang tua, dan ingat sekuat kuatnya wanita dia juga mempunyai sisi kelemahan, jangan pernah kamu menyesal jika dia berubah karena sikap dingin kamu "

" Maksud mama "

" Kamu pikir mama tidak tau, kamu pikirkan saja sendiri, mama dan papa pamit dulu "

Kasih Sayang MuslimahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang