Part 41

10.4K 324 5
                                    

Semilir angin malam yang begitu menenangkan, Bulan yang bersinar terang dan ditemani ribuan bintang juga memancarkan keindahan, jam pun sudah menunjukan tengah malam, pertanda bahwa akan tiba pergantian tanggal kalender masehi.

Namun yang dirasakan Andi ayah Zahra begitu memilukan, dia tampak mondar mandir dari ruang perawatan Zahra putri kesayangannya dan Fatimah istrinya. Diselingi dengan rasa khawatir ia tetap berusaha berfikir positif, apapun yang terjadi ia akan berusaha untuk ikhlas meskipun ikhlas itu hanya ada diantara Diri nya sendiri dan pada sang khalik, Allah Shubhanahuata'ala.

Selain Andi, tampak tiga laki-laki yang masih setia duduk diruang tunggu, dan begitu pula dengan Anna yang sudah ditemani oleh Diva.

" Dimana suami Zahra om " tanya Diva membuka suara 

Dengan gelengan Andi menjawabnya dengan diam, lalu mengeluarkan suara khas nya yang begitu lembut tetapi tepat tegas

" Om sudah berusaha menghubunginya, namun tidak ada jawaban " ucap Andi

" Mungkin dia sedang ada keperluan yang sangat penting, tetapi sebentar lagi mertua Zahra akan datang " lanjutnya

" Semoga Zahra tidak apa-apa ya om " ucap Diva

" Aamiin, insyaAllah, mohon do'a nya nak Diva "

" Iya Om "

" Diva dan Anna lebih baik pulang saja dahulu, nanti dicari orang tua kalian nak "

" Nanti kalau ada perkembangan dengan Zahra dan aunty fatimah, insyaAllah akan om kabarkan " ucap Andi dengan lembut

" Iya om Anna juga belum mengabari Umma dan Abi, Anna akan pamit dahulu om, insyaAllah Anna akan menjenguk Zahra kembali esok pagi " ucap Anna

" Iya Anna, terima kasih atas bantuannya, dan sampaikan salam Om dengan Abi nya Anna dan juga Diva "

" InsyaAllah akan Anna sampaikan om "

" Ayo Diva, kita pamit sekarang ya "

" Assalamualaikum " ucap kedua nya seraya menganggukan kepala

" Wa'alaikumsalam " Ucap ke empat pria yang berada disana

" Apa kalian tidak pulang terlebih dahulu juga " tanya Andi pada ke tiganya dengan santun

Mereka bertiga pun saling tengok satu-sama lain

" InsyaAllah saya akan pulang setelah melihat keadaan Zahra pak " jawab Yahya

" Oh iya saya belum mengenal anak-anak ini, atau saya nya yang lupa. Kalau Dimas saya masih ingat, teman satu kampus Zahra kan "

" Iya Om " ucap Dimas singkat

" Lalu kalian berdua ini " ucapnya 

" Saya Fadlan " ucap fadlan

" Dan saya Yahya " ucap Yahya

" Teman kampus nya Zahra juga " tanya Andi kembali

" Saya kenal dengan Zahra karena keponakan saya adalah murid nya Zahra Om " jelas Fadlan

" Kalau saya berteman karena Zahra, karena Zahra sering berkunjung untuk mengajar di Pesantren Al-Qorimah pak "

" Apa kalian juga teman Rasya suaminya Zahra "

mereka pun terdiam sejenak, lalu yahya membuka suara kembali

" Kebetulan kami pernah berkenalan ketika beliau menemani zahra ke Al-Qorimah pak "

" Wajah ke tiga nya menunjukan khawatiran yang tidak bisa di sembunyikan, semoga firasat ku ini salah mengenai mereka " bathin Andi

" Permisi pak kami akan memeriksa keadaan Zahra kembali " ucap seorang dokter dan di ikuti oleh seorang perawat

Kasih Sayang MuslimahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang