49

10.1K 354 9
                                    

" Ya Allah, berikan lah kelapangan dada untuk hamba, untuk menerima semua ketetapan mu, kuatkan rasa Syukur hamba atas seluruh takdir mu, engkau maha membolak balikan hati manusia, takdir yang kau tuliskan itu benar, Anna memang lebih pantas dari pada Zahra, tetapi ketetapan mu atas suami hamba mengapa sulit untuk di terima, jika dia memang jodoh yang sesungguhnya, tumbuhkanlah bingkai-bingkai hamba sebagai makmumnya. Jangan enggkau biarkah hati hamba terus menolak ketetapan yang sudah engkau tetapkan "

Do'a itu terdengar di telinga Rasya dari ambang pintu. 

" Hadirnya memang baik untuk ku, namun hadirku membuatnya tersakiti, Maaf Ra, maaf " bathin Rasya

Lafal surah An-Nisa pun terdengar di telinga Rasya, surah An-Nisa adalah surah yang menjelaskan tentang seorang wanita. Beberapa saat kemudian terdengar Zahra mengakhiri bacaannya, Rasya terbangun dari lamunannya.

" Assalamualaikum " ucap Rasya dari ambang pintu

" Wa'alaikumsalam warahmatullah mas, sudah pulang ? " tanya Zahra yang sedang merapihkan mukenanya

Ia segera mengambil alih tas ditangan Rasya lalu mengambil tangan Rasya dan mencium punggung tangan nya.

Zahra terdiam seketika, saat Rasya menempelkan kedua telapak tangannya di pipi Zahra

" Kau telah menangis ?" tanya Rasya yang ingin tahu

" Apa ada yang sakit " tanya nya kembali

Zahra masih terdiam, pandangannya masih lurus menatap dada Rasya, lalu Rasya mulai membawa dagunya untuk menatap ke arahnya. terlihat mimik wajah seorang yang telah menangis, sebenarnya Rasya telah mendengar ia menangis sebelum melantunkan ayat-ayat suci itu, namun ia ingin tahu yang sebenarnya apa yang di minta Zahra sampai harus meneteskan air mata.

Tatapan mereka bertemu seketika, Zahra menegang, gemetar, dag dig dug, Dan..

.

.

.

" Maaf mas " ucap nya lirih dan mengalihkan pandangannya

" Maaf untuk apa Zahra, tolong jelaskan " minta Rasya

" Maaf karena Zahra belum bisa menjadi istri yang baik "

" Kau sudah lebih baik dari yang kuinginkan ra, tidak banyak yang kuminta, hanya tetap lah bersamaku, apapun yang terjadi "

" Cinta tidak perlu tumbuh untuk ku, aku ikhlas, asal kau juga ikhlas seperti kata mu "

Zahra berbalik kembali menatap Rasya, ia mencari kesungguhan dari kata-katanya

" Mas telah membuat Zahra merasa bersalah, semakin bersalah mas "

" Maaf jika ke egoisan ku membuat mu menderita Ra, tapi aku janji tidak akan membuat mu tersakiti "

" Bukan kah mas yang yang tersakiti ? " tanya Zahra kembali

" Tidak sama sekali, aku tidak akan memaksa apa pun darimu, tapi jangan lah kau memintaku untuk memaksa agar kau tetap mendampingi ku " ucap Rasya

" Cinta memang belum hadir diantara kita mas, tetapi tidak pernah terbesit di angan Zahra untuk meninggalkan rumah tanpa tanpa izin mas. Tetapi jika mas yang meminta Zahra untuk pergi, akan Zahra fikirkan lagi "

Dengan keseriusan keduanya saling menatap, wajahnya ia alihkan menghadap Rasya dengan dagu menempel di bahu Rasya, terukir senyum dibibir Rasya, ia merasakan deru nafas zahra yang hangat terkena lehernya. Zahra merebahkan tubuhnya memeluk Rasya, dengan sigap Rasya pun membalasnya.

1 menit..

3 menit..

5 menit.

7 menit..

Kasih Sayang MuslimahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang