The Blade Table

4.7K 1K 315
                                    


Focused : Jaehwan, Siyeon, Minhyun


Mereka saat ini berada di ruangan yang mungkin bisa dibilang pengap dan kotor.

"Anjir, gegara Jaehwan kita malah masuk ke game ini!" gerutu Siyeon.

"Yee kan gua gatau bopak!" balas Jaehwan tak terima


KRIETT!! BRUGHH!!





















Semua pintu dan jalan keluar terkunci begitu saja. Tak ada jalan untuk keluar lagi.

"WOY SIAPA YANG KUNCI PINTUNYA!?" teriak Minhyun.











Krskkk!!










TV di sebelah mereka menyala sendiri, menampilkan musuh terbesar mereka saat ini, Jigsaw.

"Hello Jaehwan, Siyeon and Minhyun,"

"Bangsat!" desis Jaehwan.

"Welcome to The Blade Table!"

Siyeon, Jaehwan serta Minhyun menahan amarahnya saat ini. Berusaha untuk tidak mengacaukan semuanya.

"Tugas kalian disini adalah merelakan telapak tangan kalian terpotong dua,"

"Mak-maksudnya!?" tanya Siyeon.

"Bisa kalian lihat disana ada mesin yang di dalamnya terdapat gergaji mesin yang akan membelah telapak tangan kalian menjadi dua. Darah kalian yang keluar saat terpotong akan terkumpul di bawahnya dan disimpan dalam tabung untuk menjadi koleksiku,"

Siyeon membelakan matanya tak percaya, "WHAT THE HELL IS IT!?" teriaknya

"Bajingan keparat!" ujar Minhyun.

"Konsekuensi jika kami tidak melakukannya?" tanya Jaehwan hati-hati.

"Bom yang terpasang di dalam ruangan ini akan meledak dalam waktu 2 menit. Teriakan kalian menjadi nyanyian indah untuk tidurku,"




"Selamat bermain!"









"Kita bakal ngelakuin ini?" lirih Siyeon.

Minhyun menggertakan giginya, "Sial!"

"JAEHWAN!?" teriak Siyeon kaget.

Pasalnya saat ini Jaehwan membuka jaket yang berada di tubuhnya lalu melilitkannya pada pergelangan tangannya.

"Bagus! Seperti ini ga bakal ngebuat darahmu keluar banyak," gumamnya pada dirinya sendiri.

"Ja-jae!?"

"APA YANG KALIAN PIKIRKAN!? CEPAT LAKUKAN SEBELUM KITA MATI SIA-SIA!" teriak Jaehwan untuk menyadarkan Siyeon dan Minhyun.

Minhyun dengan gemetaran membuka jas di tubuhnya, "Min, lo serius?" lirih Siyeon sedangkan Minhyun mengangguk pelan.

Dilihatnya Jaehwan meletakkan tangannya, sedikit agak ragu, di atas mesin itu.

"Jaehwan..."lirih Siyeon yang daritadi bingung harus berbuat apa.

"Lebih baik gue mati dimakan lele besar daripada mati bersama boneka sialan itu!" geramnya.

Jaehwan kini meletakkan tangannya persis di depan gergaji mesin itu, "AYO APA YANG KALIAN PIKIRKAN!? WAKTU BERJALAN!" teriak Jaehwan.

[I] bloody party | produce 101 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang