Focused : Guanlin
Guanlin kini terbangun di sebuah ruangan. Tubuhnya dibiarkan tertidur di sebuah kasur semen yang kasar.
"BANGSAT!!" teriaknya mencoba keluar.
Namun apa daya, kaki dan tangannya diikat diujung kasur semen tersebut sehingga dirinya tak bisa berbuat apa-apa.
Sebuah TV di sebelahnya menyala sendiri dan menampakan dia, yakni Jigsaw sang pembunuh.
"Hello Guanlin!"
Guanlin masih dia tak bergeming, dirinya terlalu pasrah.
"Welcome to Pendulum trap! Sebelum mulai, gue akan memberi tahu lo bahwa Pinky kesayanganmu telah terbang sebagai malaikat kematian ke nereka,"
"Harusnya lo yang masuk neraka bangsat!" hardik Guanlin kesal.
"Ups, apakah yang gue lakuin selama ini salah? Gue ga merasa semua ini salah kok,"
"Ketahuan masuk SDnya nyogok buat kursi anjir!" desis Guanlin.
"Tugasmu adalah menyelamatkan diri darisana, dengan memencet tombol penghenti di dekatmu,namun jika kamu memencet tombol tersebut maka tanganmu akan hancur begitu saja. Jika kamu tidak lolos dalam jebakan ini makaa???"
Bertepatan dengan ucapan terakhir sebuah bilah pisau raksasa tergantung tepat di atas perutnya.
"Tidak mungkin..." lirihnya.
"Pisau raksasa tersebut akan memotong perutmu hingga tubuhmu terbelah dua secara perlahan. Pilih mana tangan hancur atau tubuh terbelah dua?"
"Waktumu hanya 30 detik kawan!"
"Selamat bermain!"
Seiring dengan matinya TV tersebut, pisau raksasa itu bergerak perdetik menuju perutnya."Sialan!! Pilih mana gua anjir!" gerutunya.
Jika kalian menjadi Guanlin, mana yang akan kalian pilih? Selamat dengan tangan hancur dan sakit yang luar biasa atau mati dengan tubuh terbelah dua?
Pisau tersebut semakin lama semakin mendekat ke arah perutnya. Kini Guanlin sudah mengambil keputusan untuk memencet tombol tersebut.
"AKHHHH!!"
Teriakan Guanlin menggema di ruangan itu seiring dengan berdarahnya tangan Guanlin karena ingin menyentuh tombol tersebut.
Bayangkan ternyata tali yang dipasang di tangannya terdapat kawat berduri yang jika ia memberontak akan membuat tangannya berdarah.
"Siall!!" desis Guanlin sambil terus berusaha menggapai tombolnya.
Wakti terus berjalan dan menyisakan 3 detik terakhir namun Guanlin belum bisa menggampai tombol tersebut meski tangannya sudah berdarah-darah.
"AKHHHH!!"
Saat Guanlin sudah mendapat tombol tersebut, bel berdering tanda ia gagal melakukannya.
"TIDAKK!!"
Tangan dan kakinya kini hampir terbelah karena tali yang mengikat tangan dan kakinya mengencang dan sudah pasti kawat berduri tersebut akan menusuk hingga ke dagingnya.
Kini pisau tersebut mulai mengiris perutnya perlahan sehingga darah mulai memuncrat.
"ARGHHHH!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[I] bloody party | produce 101 ✔
Fanfiction↯Be careful kids! Don't believe to your friends or maybe you get killed. [hr #1 in m/t 161017, #356 in Fanfiction] ©Chrisxxeu, 2017 ♡Cover; shaebucks