"Jadi kita akan diam saja disini?" tanya Guanlin mulai bosan. Mereka menangguk sebagai jawaban.
"Anjir serasa nunggu jodoh gue," kesal Woojin yang sedari tadi menguap terus.
Sudah hampir 1 jam mereka menunggu game selanjutnya namun sang boneka tidak memberi kepastian.
"Bosen dah gua," kata Yoojung yang mulai terlihat mengantuk.
"Eh, Chung, keknya gue blom pernah ngeliat nyokap lu deh," ujar Chaeyeon tiba-tiba.
"Nyokap gue udah meninggal sekitar 1 tahun yang lalu," Chungha menghela nafasnya berat, "Lalu bokap gue bunuh diri karena depresi ditinggal nyokap gue,"
"Haduh maaf ya, gue gatau masalah itu," ujar Chaeyeon.
"Selow aja kali, udah biasa ditinggal ini gue," ujar Chungha sambil tersenyum. Di senyumannya tersirat kesedihan yang mendalam.
"Kasihan banget deh," ujar Sohye pelan.
"Gue ga perlu dikasihani oleh orang," Chungha malah tersenyum sinis.
"Eh, kayaknya gue juga ga pernah liat nyokap bokapnya Jonghyun juga deh," sahut Samuel.
"Bokap nyokap gue sama seperti Chungha," ujar Jonghyun.
"Yaampun, untungnya gue masih ada orang tua," Somi menunjukkan raut sedihnya.
"Ekhm, assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh!"
"Walaikumsalam, nyet!" balas mereka seadanya.
"Inget harus jawab salam orang yang bener nanti dosa lho!"
"SENDIRINYA DOSA ANJER UDAH NGEBUNUH ORANG!" kesal Seungwoo.
"Mungkin kaca di rumahnya dibuat dari zaman dinosaurus kali makanya langka," sahut Jaehwan.
"Baik, maaf menggantungkan kalian sangat lama,"
"Iye, sampe gue keinget doi gue yang selalu gantungin gue," ujar Woojin yang dihadiahi sorakan dari yang lain.
"Ba? Cot! Gaada yang nanya,"
"Wkwkwk mampus lu, Jin, bonekanya lagi PMS," ledek Jihoon.
"Sampaikan perpisahan kalian satu sama lain"
"Maksudnya?"
"Kalian akan terpisah disini dan akan memainkan game secara individu maupun berkelompok. Saya akan kasih tau nanti,"
"Harus terpisah disini?"
"Betul sekali! Berarti kalian akan berjuang demi nyawa kalian sendiri. Jadi kalau kalian mati, itu adalah kesalahan dia sendiri,"
"Kenapa harus dipisah-pisah sih!?" geram Chungha.
"Agar permainan ini semakin seru dan menarik. Juga akan menambah persediaan darah koleksi saya,"
Semua langsung bergidik ngeri. Membayangkan dirinya akan mati dan darahnya akan dikoleksi oleh orang ini.
"Individu dan kelompoknya akan saya bagi nanti, jadi tunggu saja,"
Lalu keadaan hening untuk sementara. Mereka masih diam tak berani untuk berbicara setelah boneka tersebut memutuskan obrolannya.
"Kalian ada yang aneh ga sih?" sahut Hyungseob tiba-tiba. Mereka menatap Hyungseob dengan tanda tanya.
"Penasaran kan dengan dalang di balik semua ini?" mereka mengangguk sebagai jawaban.
"Ruang Audio,"
Perkataan Hyungseob membuat mereka menyadari satu hal.
"Kenapa boneka itu bisa ngomong di speaker?" tanya Hyungseob, "Karena speaker terhubung di ruang audio," lanjutnya.
"Jadi kalau kita sampai ke ruang audio, kita bakal nemuin pelakunya?" tanya Minhyun memastikan.
Hyungseob mengangguk, "Mungkin, tapi bisa jadi dia pakai rekaman atau alat yang menghubungkan speaker dengan suaranya," jawab Hyungseob seadanya.
"Misi kita hanya satu, selamat dari game masing-masing lalu kita berkumpul dan menyerang pelaku di ruang audio. Bagaimana?" final Yoojung.
Mereka semua mengangguk, "Ingat, jangan ada yang saling membunuh dan saling menyalahkan karena itu bakal memecah belah kita," ujar Nayoung.
Mereka semua menangguk.
Namun seseorang tersenyum ke arah mereka seolah pikirannya kembali dipenuhi oleh kematian.
"Target pertama : Doyeon, target kedua : Hyungseob dan yang terakhir adalah Chaeyeon"
Disini sebenernya ada hint yang lumayan jelas kalau kalian jeli bacanya :)Next? Voment yaa 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
[I] bloody party | produce 101 ✔
Fanfiction↯Be careful kids! Don't believe to your friends or maybe you get killed. [hr #1 in m/t 161017, #356 in Fanfiction] ©Chrisxxeu, 2017 ♡Cover; shaebucks