16. a Gift for Jane.

8.2K 685 127
                                    

Happy reading! ^^

Semoga terhibur dan Vote ya sebelum membaca. ;) Tq

💓💓💓💓💓💓💓💓💓💓💓💓💓

12:15 pm

"Makan yang banyak ya semuanya!" perintah Kelly kepada seluruh penghuni meja makan yang diisi oleh Night dan ketujuh adiknya.

Suara langkah kaki tengah menghampiri ke arah ruang makan.

"Wah kamu jahat sekali tidak mengundangku makan bersama anak-anakku." Seorang pria paruh baya yang baru saja tiba, mengeluh sambil berdiri memandangi anak-anaknya. Pria tersebut mendapat laporan dari Dave, orang kepercayaannya bahwa anak-anaknya sedang berkunjung ke rumah istrinya, Kelly.

Dan refleks mereka semua yang sedang menyantap makanan pun langsung menoleh ke arah suara berasal.

"PAPA?!!" seru Night beserta ketujuh adiknya yang lain secara bersamaan.

Ben tersenyum, tapi tidak dengan Kelly yang meresponnya dengan wajah tanpa ekspresi.

"Sini duduk, Pa, dan ikut kami makan," ajak Night. Ia menoleh ke arah Carol. "Carol, suruh pelayan menyiapkan alat makan untuk Papaku," perintahnya.

"Baik, Tuan Night." Carol pun ingin memanggil pelayan, tapi dengan cepat Ben langsung mencegahnya.

"Tidak perlu, Carol." Ben menolaknya karena melihat Kelly yang dari tadi tidak ada respon akan kedatangan dirinya.

"Kenapa, Pa?" tanya Night.

Masih dengan melirik ke arah Kelly, Ben menjawab pertanyaan Night. "Sebenarnya Papa mau, hanya saja kalau Papa ikut gabung, ada seseorang yang akan langsung menyudahi makannya, dan Papa tidak mau itu terjadi."

Dengan alis yang terangkat sebelah, "Siapa, Pa?" tanya Night bingung.

Denzel yang duduk di sebelah kiri Night menyenggol pelan tangan Night, membuat Night menoleh ke Denzel. Denzel memberi kode dengan bibirnya yang dimonyongkan ke arah Kelly. Dan Night mengikuti arah yang dikodekan Denzel.

"Mama?" tanya Night memastikan. "Tapi kenapa?" lanjutnya bertanya. Night benar-benar bingung dengan situasi seperti ini. Yang ia tahu selama ini hubungan papa dan mamanya baik-baik saja. Bahkan pertemuan terakhir yaitu kemarin, papa dan mamanya masih datang bersama.

"Duduklah!" perintah Kelly kepada Ben. Kebencian dirinya tidak boleh ia perlihatkan ke anaknya. Jadi sekarang mau tidak mau, ia akan berpura-pura mau makan bersama Ben dengan terpaksa.

Ben tersenyum miring ketika mendengar Kelly akhinya membuka suara dan menyuruhnya bergabung untuk makan bersama. Katakanlah ia sangat senang, tapi dalam hatinya, gengsi menguasai dirinya. Ia pun menolaknya karena Kelly melakukannya dengan terpaksa dan bukan dengan ketulusan. Ia tahu apa yang tengah dipikirkan istrinya itu. Rasa kebencian Kelly terhadap dirinya tidak mau diperlihatkan di hadapan Night. Ia mencoba mengerti akan hal itu.

"Lanjutkanlah makanmu. Aku juga masih ada urusan," tolak Ben secara halus.

"Kalau begitu, untuk apa Papa datang?" tanya Pieter yang baru membuka suaranya. "Kita pikir Papa datang itu karena mau ikut makan bersama-sama dengan kami," terkanya.

"Papa sedang merindukan orang yang duduk di sana," jawab Ben sambil melihat ke arah Kelly. "Tapi sayangnya rasa rindu Papa tidak terbalas," keluhnya lagi dengan wajah tersirat sedih.

"Papa sweet banget sih," puji Denzel.

"Sejak kapan Papa jadi romantis begini?" sambung Justin menimpa.

Mr. NIGHT [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang