11. Unexpected

8.5K 695 57
                                    

Happy reading!^^

Semoga suka dengan part ini. ;)

(Diatasnya mulmed Carol)

Btw part ini 17++ tapi semoga yang baca sudah 17 Tahun keatas semua ya. ;)

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Kecupan singkat Night yang mendarat di pipi Jane membuat Jane membulatkan kedua matanya. Setelah Night melepaskan kecupannya, ia menatap lembut ke Jane, tapi tidak dengan Jane yang melayangkan tatapan tajam. Mereka saling berpandangan sampai bunyi dering ponsel mencairkan suasana hening tersebut.

Jane mengangkat ponsel yang berbunyi dan bergetar di genggaman tangannya. Tanpa melihat dari siapa, ia menggeser icon hijau serta mengarahkan ponselnya ke telinganya. Ia menjawab dengan mata yang masih fokus menatap Night. "Halo!"

"Hai, Jane, aku Sonia! Ku harap kau masih ingat denganku?"

"Sonia?" Jane mengerutkan alisnya. Buru-buru ia menjauhkan ponselnya untuk mengecek panggilannya. Ternyata dari nomor tak dikenal yang telah menghubunginya. Jane menjawab lagi ke panggilannya, "Bagaimana bisa kau dapat nomorku?"

"Tidak penting. Aku hanya ingin menyampaikan padamu bahwa besok akan ada reuni sekolah di Hotel Monte Carlo, jam 7 malam. Jangan telat untuk datang dan diwajibkan untuk membawa pasangan."

"Aku tidak akan datang."

(Suara tawa terdengar di telinga Jane) "Kalau begitu kau adalah wanita pengecut dan selalu akan menjadi nomor dua setelah diriku."

Shit!! Jane mengumpat dalam hati dengan perasaan geram.

"Jangan lupa ajak teman kupermu itu ya!"

Setelah ucapan dengan tawa hinaan itu, tanpa kata pamit, wanita yang menelepon Jane langsung memutuskan panggilannya.

Jane melihat ke layar ponselnya sambil mengumpat dalam hati. Bikin suasana hatiku buruk saja! Aku harus beritahu Lizzie.

Jane berniat mengirim pesan ke Lizzie. Tangannya terus menerus bergelut dalam ponselnya dan mengacuhkan Night yang dari tadi masih berdiri sambil menunggunya dengan rasa bosan. Mungkin juga sebentar lagi jamur akan tumbuh di sekeliling tubuh Night.

Dengan kesal, Night menarik pinggang Jane ke arahnya membuat Jane terkesiap kaget. Sambil mendekatkan wajahnya ke Jane, Night merajuk, "Tidak bisakah kita memulai kencan kita? Aku mulai bosan menunggumu. Apa ponselmu jauh lebih menarik daripada diriku ini?" Night mengusap pipi Jane dengan jari-jarinya.

Debaran jantung Jane berdegup dengan kencang karena sentuhan itu. "A-aku---," Karena Jane takut desahannya akan keluar lagi, ia langsung mendorong tubuh Night membuat dirinya terlepas dari dekapan Night.

Tiba-tiba tangan Jane ditarik oleh Night. "Ikut aku!"

Jane kembali terkejut saat tangannya ditarik tiba-tiba. Di sela Night membawanya, Jane berusaha merontah, tapi genggaman tangan Night sangat kuat. Mau tak mau Jane pun mengikuti Night dengan pasrah. "Kau mau membawaku ke mana sih?" tanyanya.

"Kau sudah sangat cantik dengan pakaian itu. Sayang kan kalau tempat kencannya adalah di klub," jawab Night.

"Hah? Tidak bisa begitu dong!" protes Jane. Ia berusaha melepas tangan Night kembali dengan satu tangannya. Tapi genggaman Night malah semakin kuat. "Kan aku yang menyewamu," sambung Jane masih berusaha menyahuti dan memperotesnya.

Tiba di mobil Night, ia langsung membuka pintu untuk Jane. "Masuklah dan ikut saja!" perintahnya ke Jane. "Aku akan membuatmu senang malam ini."

"Hah?" kejut Jane. Entah kenapa ini seperti bukan dirinya. Biasanya kalau ia diajak pergi oleh salah satu kekasihnya, ia tidak akan menolak ataupun sampai merasa berdebar-debar seperti sekarang ini. Dengan terpaksa, Jane pun memutuskan masuk ke dalam mobil. "Jawab dulu, kita mau ke mana?" tanyanya sekali lagi. Jane ingin menyahuti lebih lanjut, tapi ucapannya terhenti karena Night tiba-tiba mendekat ke dirinya.

Mr. NIGHT [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang