Devil's Game

415 23 0
                                    

Cerita ini mengalami sedikit Revisi
Happy reading💚💚

———————————————————————————
Author POV
15 tahun berjalan. Perang dingin antara Tigerclaw pack dan Beaufort tak kunjung terselesaikan dan menemui titik terang, membuat Lilith sangat kesal pada matenya Lucifer.
"Lucifer, satu dekade lebih kau hanya duduk dan bermalas-malasan menonton mereka. Apa yang kau tunggu?" Lilith kembali mengganggu Lucifer.

"Seperti biasa Lilith, kau tidak tahu bagaimana cara bersenang-senang." Keluh Lucifer merasa terganggu.

"Kita sudah kehilangan kepala keluarga Beaufort. Dan kau membiarkan garis keturunan Mathewson terhenti karena kau membiarkan satu werewolf berulah." Lilith kembali mengomel.

Lucifer bangkit dan menutup telinganya menghindari omelan Lilith.
"Lucifer!! Mau pergi kemana kau! Kau selalu saja tidak memikirkan pengikut kita. Kau mengancurkan kaum kita dengan sifat masa bodohmu itu!!" Lilith berteriak ketika melihat Lucifer pergi kearah pintu kastil.

"Tenanglah, mi amor. Aku akan membereskannya segera." Ucapnya sambil tersenyum manis pada Lilith.

"Lalu kau akan kemana?" Suara Lilith melunak, selalu luluh ketika melihat senyum mematikan Lucifer.
"Menemui teman lama dari surga, tentu saja." Ucapnya sambil menyeringai.

Diandra POV
Aku melihat kearah jendela dan bergidik. Badai seakan murka dan mengamuk diluar sana. Sudah 15 tahun aku tinggal dengan David Beaufort. Selama itu pula kami menjadi friend with benefit. David masih tidak mengetahui bahwa dia adalah mateku, terimakasih pada rasa tidak percaya diriku, yang sering membuat Lucy mengamuk dan memilih menutup diri.
Kurasa badai menyapu seluruh daerah ini, desahku sambil menutup mata dan mencoba menenangkan diri.
"Sepertinya Lucifer sedang marah." Ucap David dari belakangku.
"Seperti monster awan yang sedang bermain drum. Kau masih percaya dengan takhayul?" Tanyaku sambil menggelengkan kepala.
David selalu mengumpamakan fenomena alam dengan suasana hati Sang Lucifer. Entah dia memang ada atau hanya dongeng.
"Ibuku selalu bilang, jika hujan badai, Lucifer sedang marah dan berdebat dengan matenya Lilith. Tentu saja itu hanya dongeng hahaha..." David tertawa pada leluconnya sendiri.

"Kau tahu, dalam kepercayaanku, Lucifer adalah iblis yang diusir dari surga karena menentang Tuhan." Ucapku masih menoleh kearah jendela.

"Dan Lucifer menciptakan kaum kami, para mahluk supranatural yang menjadi pengikutnya. Kamipun memiliki kepercayaan itu nona." Ucapnya sambil mengelus pipiku lalu wajahnya menghirup aromaku kuat-kuat dan turun ke leherku.

Ritual biasa sebelum Ia mengambil darahku. Namun bukan taring yang menancap, sebuah kecupan mendarat dileherku membuat tubuhku menegang.

"What are you doing?" Desahku ketika David tidak berhenti dengan kecupan dan malah mencumbu leherku.
Dia terus mencumbu leherku, jujur aku sangat menikmatinya hingga aku memeluknya dan menekan kepalanya lebih dalam.
"Sayang sekali kau adaah werewolf." Desahnya mengakhiri cumbuannya. Aku mengkerutkan dahiku bingung.
Sebelum aku sempat bertanya, David sudah melesat pergi.

The UnityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang