Diandra POV
Semalaman aku tidak bisa sedikitpun memejamkan mataku.
Angin berhembus sangat kencang, membuatku sangat kedinginan. Walaupun aku adalah shewolf. Entah kenapa dingin seolah menembus kulitku. Alhasil, aku meminta Lucy untuk menggantikan tubuhku.
Baru saja aku dapat memejamkan mataku. Kesadaranku seolah ditarik ke suatu tempat.
Disana aku bertemu wanita yang sangat kurindukan, ibuku. Bersama seorang wanita dengan dress putih dan rambut silver tergerai panjang menutupi bahunya. Lalu seorang pria berdiri disebelah kiri ibukku, dengan penampilan yang mirip seperti wanita silver itu.Aku merasakan Lucy menunduk hormat pada wanita silver itu. Mau tak mau akupun mengikuti.
"Diandra, lihat dirimu. Kau sudah tumbuh menjadi wanita dewasa." Seru ibuku seraya memelukku.
"Yes mom, aku rindu padamu, sangat. Ada banyak hal yang kualami semenjak kepergian mom." Ucapku membalas pelukannya dan menangis.
"I know my baby. Itu sudah takdirmu. Saat ibu memohon pada Tuhan untuk kelahiranmu. Tuhan telah memberikan takdir yang luar biasa padamu. Kau akan menjadi penghubung antara dua dunia yang telah lama terputus." Gumam ibukku, aku sama sekali tidak mengerti.
"Apa maksud mom? Aku tidak mengerti." Tanyaku bingung, sambil menatap manik mata cokelat ibukku, manik mata yang sama denganku.
"Nanti kau akan mengerti. Moon Goddess akan selalu menuntunmu. Berdoalah padanya. Mintalah petunjuk darinya. Ia akan menolongmu." Ucap ibukku sambil menoleh kearah wanita silver yang ternyata adalah Moon Goddess. Ia tersenyum padaku, demi Jefry ubur-ubur, senyum terindah yang pernah kulihat.
"Ingatlah satu hal Diandra, jika sesuatu yang besar terjadi padamu. Yakinlah, kau bisa melewatinya." Ucap Ibuku seraya perlahan cahaya terang menelan mereka bertiga.
Aku tersentak dari tidurku. Membuat Lucy juga terkejut.
"Kau juga mengalami mimpi itu?" Tanyaku pada Lucy."Yeah, tak kusangka kita bertemu Moon Goddess dan malaikat Daniel. Itu sebuah kehormatan besar." Seru Lucy senang.
Aku tidak menjawab. Perlahan aku bangun dan berganti pakaian. Lalu melesat turun ke dapur.
Aku melihat David sedang bersama Louise. Namun aku tak merasakan aura kehidupan lagi. Apa dia sudah berubah?
Pertanyaanku terjawab saat Ia menoleh padaku, mata merahnya sudah menjelaskan bahwa Ia bukanlah manusia lagi. Terlebih tatapan laparnya, aku dapat melihat Ia menelan ludahnya dengan susah payah."Selamat pagi Diandra." Sapa David, sambil mencium keningku.
"Selamat pagi nyamuk tua." Candaku, membuatnya cemberut.
"Selamat pagi Louise." Sapaku pada Louise, namun Ia hanya mengalihkan pandangannya dariku.
"Mom sedang kehausan. Namun aku tidak bisa memberikannya darah hewan. Energi kehidupannya bisa memudar. Akupun tak bisa menculik manusia sembarangan." Jelas David.
Aku tampak berpikir sejenak. Lalu ide muncul dibenakku.
"Bagaimana jika Louise meminum darahku saja. Seperti dirimu?" Tanyaku pada David.
"Tidak, aku tidak akan membiarkannya. Walaupun kau kebal dengan taringku. Tidak ada jaminan kau kebal dengan milik mom." David memprotes dengan keras.
"Come on David. Kita tidak mungkin mempertaruhkan hidup Louise hanya karena ragu. Lagipula kau pikir aku shewolf biasa?" Jawabku menantang.
Adu argumen kami berhenti ketika Louise terduduk lemas di kursi. Membuatku panik dan langsung mengarahkan kepalanya ke pergelangan tanganku. Ia sedikit ragu melirikku dengan tatapan sayunya. Aku hanya mengangguk.
Kemudian Ia mulai menggigit pergelangan tanganku. Berbeda dengan David. Gigitan Louise terasa perih. Namun aku mencoba menahannya. David lalu menghentakkan tanganku dari mulut Louise."I'm sorry, that's enough mom. Aku akan mencarikan manusia untukmu." Kata David. Lalu tatapannya beralih padaku.
"Diandra kau baik-baik saja?" Tanya David sambil meraih lenganku.
"I'm fine. Hanya sedikit perih." Jawabku menenangkan. Perlahan luka gigitan itu memudar.
"I'm sorry Diandra. Aku sangat haus." Cicit Louise menyesal.
"Tak apa. Aku juga sedikit brutal jika sedang lapar." Candaku mencoba mencairkan suasana. Ia hanya tersenyum tipis.
Syukurlah setelah makan untuk pertama kali. Louise sudah bisa mengendalikan energi barunya sebagai vampire.
Ia pun sudah berburu saat malam turun. Sedangkan aku? Aku berjalan ke perpustakaan milik David.
Aku membuka salah satu gulungan perkamen tua.
Aneh, terakhir aku mengingatnya. Aku tidak bisa membaca tulisan kuno ini. Dan sekarang? Ukiran rumit ini seolah menjadi tulisan biasa bagiku.
Aku membuka perkamen lainnya. Informasi yang ada diperkamen itu membuatku membelalakkan mataku tak percaya
You're fucking kidding me!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Unity
FantasyDiandra Carter, seorang manusia yang telah berubah menjadi werewolf, kebal akan bisa vampire. Membuat sang Lucifer sendiri bertanya-tanya. Memiliki ikatan kuat dengan dua ciptaan kebanggan sang Penguasa kegelapan itu. Membuatnya berpikir, apakah sh...