From the Devil himself

187 19 0
                                    

Author POV
Seorang wanita cantik berjalan menembus hutan, tak dihiraukannya suasana hutan yang mencekam. Ia sampai diperbatasan teritori pack werewolf. Tidak seperti pasangannya, Lilith tidak suka basa-basi. Ia melangkah dengan mantap masuk ke teritori pack itu, dan tentu saja memancing para warrior pack keluar, dan menghadangnya.
Tampak serigala-serigala besar menghadang jalan Lilith, namun Ia tampak tak gentar.
Werewolf pertama yang berwarna hitam menerjang kearah Lilith dan hendak menggigitnya. Namun Lilith dengan mudah meninju serigala itu hingga terpelanting. Tersulut emosi, dua serigala lainnya ikut menerjang, namun mengalami nasib yang sama.
"Katakan pada Samual Mathewson. Aku ingin menemuinya." Ucap Lilith dingin, membuat suasana hutan menjadi lebih mencekam. Angin bergemuruh keras, dan suhu menjadi sangat dingin.
Serigala hitam melolong keras diikuti kedua temannya.
Tak lama kemudian, sesosokh serigala yang ukurannya lebih besar dari ketiga serigala tadi menghampiri Lilith dan menggeram.
"Aku tidak akan terintimidasi, ini untukmu. The devil himself send this for you." Ucap Lilith berbalik dan menghilang.
Sam dalam wujud serigala mengambil surat itu dengan mulutnya dan melangkah pergi ke pack house. Sam merubah kembali wujudnya begitu tiba di ruang kerjanya.
Keningnya berkerut membaca kata demi kata yang berjajar rapi didalam surat itu. Ia sedikit kesulitan membaca surat itu karena surat itu menggunakan bahasa kuno mahluk supranatural.
Namun Sam dapat menangkap inti dari surat itu, yaitu pimpinan dari wanita tadi memintanya untuk datang ke sebuah tempat di pusat kota Portland.

Louise menatap lesu kearah jalanan, walaupun suasana kedai makanan tempatnya bekerja sedang ramai, pikirannya tetap saja melayang-layang, memikirkan apa yang sebenarnya terjadi pada hidupnya.
Lonceng pintu kedai makanan berdenting menandakan seorang pelanggan memasuki kedai itu.
"Selamat datang miss. Bisa saya tulis pesanan anda?" Tanya Louise dengan ramah. Namun sekejap Ia mengenali pelanggan itu.
"Lilith?" Tanyanya ragu.
"Ahh.. ingatanmu ternyata tajam sekali temanku." Jawab Lilith ramah.
Lilith menyantap fish and chip yang dipesannya dengan lahap.
"Wow, ini enak sekali. Aku harap ditempatku ada makanan seperti ini." Ucapnya kagum. Louise hanya terkekeh.
"Bukannya aku bermaksud tidak sopan, sebenarnya apa alasanmu mencariku?" Tanya Louise hati-hati.
Lilith menghentikan aktivitas makannya, lalu meneguk milk shake nya sampai tandas.
"Ah iya, Lucee sebenarnya menitipkan sebuah surat untukmu, tapi aku yakin kau tidak bisa membacanya." Ucap Lilith tertawa.
"Try me." Tantang Louise ikut tertawa.
Lilith memberikan surat itu pada Louise, Louise membukanya dan dahinya langsung berkerut.
"Kau benar, aku tidak bisa membacanya." Ucap Louise menyerah.
"Jadi inti dari surat ini adalah pertama, kau harus melupakan semua yang kau tahu tentang dunia ini, karena banyak hal yang mustahil terjadi didunia ini. Kedua, Lucee akan memberitahu jati dirimu yang sebenarnya sebelum kau hilang ingatan beberapa tahun yang lalu. Jadi ku ulangi, lupakan semua yang kau tahu tentang dunia ini." Ucap Lilith
Louise terbengong-bengong, tanpa bisa mencerna apa yang dikatakan oleh Lilith.
"Dimana kita akan bertemu?" Tanya Louise kemudian.
"Kuburan tua di gereja St. Michael." Ucap Lilith dengan santai.
"What? Gereja itu sudah ditutup bertahun-tahun lalu, dan katanya berhantu." Sahut Louise bergidik ngeri.
"Yakinlah, kau seharusnya lebih takut bertemu denganku, dari pada hantu itu." Ucap Lilith sambil menegak sisa milk shake nya.
"Kenapa?"
"Karena aku istri yang pencemburu." Jawab Lilith sambil tertawa anggun. Louise hanya tersenyum kecut, tahu Lilith mengerjainya. Namun sebenarnya, tersirat kebenaran, bahwa harusnya Louise lebih takut pada Lilith.

The UnityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang