Working on It

146 15 0
                                    

Diandra POV
Aku adalah seorang Alpha sekarang? Sulit dipercaya.
Tapi itulah kenyataannya. Lucy sudah menandai seluruh penghuni kastil termasuk Louise.
Padahal aku sama sekali tidak tahu apapun tentang menjadi seorang Alpha.

"Tenanglah my love. Kau akan belajar seiring perjalanan" ucap David setiap kali aku ragu.

Perkataannya ada benarnya juga. Namun bagaimana sebelum aku dapat menjadi Alpha yang baik. Sesuatu yang buruk terjadi? Ah menyebalkan.

Pagi ini setelah sarapan, aku sedang menemani para serigala kecilku. Aku bingung, menurut buku yang kubaca, anak-anak werewolf baru akan dapat berubah paling cepat pada saat mereka berumur 17 tahun. Dan kuyakin pups didepanku ini belum genap berumur 3 tahun, karena saat aku mencoba melakukan mind link, hanya pup paling besar yang dapat menjawab.

"David?"
"Hmm?"
"Sepertinya mereka belum memiliki nama. Apa sebaiknya kita memberinya nama?"
"Sure. You're the alpha."
"Yeah right." Aku mendengus kesal karena David sama sekali tidak menanggapiku dengan serius, Ia hanya sibuk dengan minuman darahnya.Lalu Lucy memberiku ide untuk menjahili nyamuk tua itu.
Aku melompat ke pangkuannya tanpa basa basi membuatnya terjerembab.
Aku tersenyum puas melihatnya.
"Lain kali kau harus serius menanggapiku. Jika tidak, lain kali mungkin saja kau akan menjadi keset." Ucapku mengejek.
"Uh! Fine. What do you want princess?" Jawabnya sambil membersihkan kemeja hitamnya.

"Pertama, bantu aku memberi mereka nama. Kedua bantu aku memikirkan cara mendapatkan uang, dan membersihkan kastil berdebu ini. Karena susasana seperti ini tidak layak untuk membersarkan anak-anak." Kataku.

"Untuk anak-anak werewolf, kastil ini layak. Bahkan sangat aman." Kata David enteng. Membuatku kesal saja.
"Baiklah. Kalau begitu aku akan keluar dari kastil ini." Ancamku sengit.
"Oh come on Diandra. Fine, Aku akan memikirkan caranya. Aku akan membersihkan kastil ini nanti." Ucapnya kemudian.
Aku tersenyum puas. Louise melesat dan duduk disampingku.
"Untuk masalah keuangan, mungkin aku bisa membantu." Ucapnya lalu menarik tanganku.
Ia membawaku keruang bawah tanah, berhenti didepan tungku perapian.
Ia menekankan cincinnya pada sebuah lubang diatas perapian, dan voila sebuah pintu rahasia terbuka.

"Wow..." aku tidak bisa menyembunyikan ketakjubanku melihat betapa banyaknya harta karun  emas didepanku. Lukisan, koin emas, emas batang, berlian, perak. Semua bertebaran disana-sini.

"Dari mana semua ini Louise?" Tanyaku takjub.
"Walaupun kami vampire, kami juga bekerja layaknya manusia, perdagangan dan pelayaran menjadi spesialis keluarga Beaufort." Jelas Louise.
Aku hanya membulatkan mulutku tanda mengerti.

"Dengan ini, kita bisa membuat kastil menjadi lebih indah kan. Kau pakai saja sesukamu." Ucap Louise enteng.
"Benarkah? Kau tidak bercanda kan?"
"Nope. Ini demi kawanan kita Alpha." Jawabnya santai dan meninggalkanku yang masih terkagum dengan harta sebanyak ini.
.
.
.
.
Setelah tiga minggu bekerja rodi, akhirnya kastil seram Beaufort berubah menjadi istana yang indah. Juga kami membuat jalan yang tersambung ke jalan utama kota Portland, kami juga membeli mobil agar mudah membeli persediaan makanan, aku menambah setiap kebutuhan manusia yang sudah lama kuimpikan seperti aliran listrik, tv dan wifi tentu saja. Untuk berjaga-jaga, aku mengaktifkan sistem keamanan tercanggih untuk berjaga-jaga jika ada manusia yang tidak sengaja masuk tanpa sepengetahuan kami, walaupun kami mahluk supranatural, kami tidak bisa mengawasi hal seperti itu setiap hari.

Aku dan Louise menatap bangga kastil kami yang bersih. Kelima pups kami pun tampak senang dengan halaman bermain yang kami buat di belakang kastil.
"Aku senang bisa melihat kastil ini indah kembali, David memang tidak bisa menjaga kebersihan jika aku sedang pergi bertugas dulu." Ucap Louise.
"Akhirnya aku tidak hidup seperti manusia gua lagi. Ini semua berkat dirimu Louise." Gumamku.
"Yeah. No problem." Jawabnya sambil tersenyum, taring kecilnya menyembul di sela bibir tipisnya.

"Oh iya, kau harus membantuku memberi nama kepada para pups ini. Gara-gara sibuk dengan urusan ini, aku jadi lupa."

"Okay. Let see. Bagaimana kalau Megan?" Ucapnya menggendong pup betina terkecil.
Pup itu tampak riang. Lalu aku mengangguk.

"Richard?" Tanyaku kearah pup jantan berwarna abu-abu gelap, Ia menggeram, tanda tak setuju.

"Michael?" Tanyaku lagi? Ia lalu menggoyangkan ekornya dan menatapku. All right.

"Daniel?" Ucapku pada pup jantan berikutnya, warna bulunya tak bergitu berbeda dari Michael. Mungkin mereka kembar. Ia menjilat wajahku membabi buta, okay this is Daniel.

"Kau betina, bagaimana kalau Malia?" Tanyaku, Ia hanya menatapku sejenak lalu bergelung di pangkuanku.
"I'll take that as a yes." Ucapku.

"Alpha, aku sudah memiliki nama. Namaku Tyler." Ucap pup bertubuh paling besar melalui mind link dan memang hanya dialah yang sudah bisa berbicara lancar.

"All right then. Megan, Michael, Daniel, Malia and Tyler." Ucapku sambil tersenyum bangga.
"Lalu kau akan memakai nama belakang siapa untuk mereka?" Tanya Louise.

"Beaufort?"
"Itu tidak diperbolehkan, marga Beaufort tidak boleh begitu saja diturunkan kepada orang lain. Maaf."
"All right then, aku akan memakai nama belakang ku saja. Carter." Ucapku kemudian.

"Bagaimana Tyler?" Tanyaku pada Tyler.
"Aku akan tetap memakai nama belakang keluargaku, Smith. Mereka berkata, mereka menerimanya dengan senang hati."Jawabnya.

"Bukankah kalian bersaudara?"

"Tidak, aku menemukan mereka secara terpisah, saat itu badai salju di Alaska sangat parah, dan banyak pack hancur dan terpisah. Aku tidak mungkin membiarkan pups seperti mereka mati konyol kan?" Jawabnya.

"Aw Tyler, kau sungguh berhati mulia." Pujiku lalu menggendongnya dan mencium puncak kepalanya. Membuatnya mendengus dan memalingkan wajahnya.

"All right Carters and Smith, lets get inside and eat."
Seruku bersemangat, disambut lolongan ceria para pups.
Louise hanya menggeleng dan terkekeh melihatnya.

Didalam, David sudah menata makanan di meja, Ia menghampiriku dan memeluk pinggangku.
"Silahkan duduk Alpha." Bisiknya sambil mengecup pipiku. Gosh, aku sangat gugup.

"All right pups, enjoy your meal." Ucap David setelah meletakan masing-masing santapan mereka.

The UnityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang