Dulfi POV ( Dulfi Point of View atau sudut pandang Dulfi)
Ruangan ini terlihat minimalis tapi modern. Perpaduan warna antara Hitam dan pink terlihat apik. Furniture diruangan ini juga tidak terlalu banyak, hanya asa sofa, meja serta nakas disudut ruangan. Disofa, Dulfi menatap kosong kearah meja. Tiga cangkir teh hangat tersaji dihadapannya. Bunda sedang menatapnya dengan lekat. Tania baru saja pergi meninggalkan ibu dan anak itu dalam keheningan.
"sekarang kamu mau menjelaskan apa?"Tegas Bunda.
"Maaf Bun"
"Bunda kecewa sama kamu"
"Dulfi salah Bun"
"Tau salah kamu dimana?"
"Buuun... Dulfi sudah janjian duluan sama Ajeng, Dulfi bahkan ga tau ada Ori disana"
"Bunda yang minta tolong Tania merencanakan ini, karena Bunda mau Ori yang jadi mantu Bunda bukan cewek murahan itu"
"Buuun.. Ajeng bukan cewek murahan"
"Jangan kamu fikir Bunda ga tau kalau dia sudah tidak perawan karena mengejar keartisannya itu" kalimat Bunda menohok jantungnya. Dulfi diam. Ia tau persis bahwa yang dikatakan Bunda benar. Dulfi tak berani membantah. Hanya membiarkan Bundanya meluapkan emosinya.
"Ori kurangnya apa sih Fi, sampai kamu begitu berat nerima dia?" Bunda menghela nafas. Putra satu-satunya itu terlalu sulit ditebak. Setahun yang lalu, Dulfi selalu bercerita tentang Ori yang menangis, tentang senyum Ori, tentang Marah Ori, semua tentang Ori. Bahkan Bunda sudah merasa dekat dengan Ori tanpa tau siapa gadis itu sebenarnya. Tapi semua berubah sejak rubah itu datang.
"Ini bukan tentang Ori Bun, ini tentang Dulfi.. Ori terlalu sempurna untuk hidup Dulfi Bun.. Dulfi ga bisa nyakitin Ori sementara Dulfi ga bisa mengingkari janji Dulfi sama Ajeng"Dulfi bergetar, hatinya tak bisa memilih. Janjinya pada Ajeng ketika mereka masih kecil mengikat mereka. Dulfi tidak akan bisa meninggalkan Ajeng. karena itu janjinya. Orang tua Ajeng bercerai ketika Ajeng masih kecil. Kakek Ajeng mengasuhnya hingga wafat empat tahun silam. Itulah alasan Dulfi masih bersama Ajeng hingga saat ini.
"Kamu sayang Ori?"
"Dulfi ga tau Bun, Dulfi ga tau, Dulfi ga tau, Dulfi bingung Buun.. Bunda jangan paksa Dulfi" Rengek Dulfi sambil membenamkan wajahnya. Ia bagai pesakitan karena narkotika.
Bunda tersenyum melihat anaknya menangis. Bahagia melihat anaknya bisa menangisi wanita lain selain Ajeng.
"Kejar Dia.. tunjukkan padanya apa yang kamu punya"
"Dulfi masih punya janji dengan Ajeng Bun"
"kalau Ajeng bisa mengingkari janji yang kalian buat, kenapa kamu ga bisa mengingkarinya?"
"Beda Buuunn.." Nada frustasi keluar dari mulut Dulfi.
"Sama, apalagi kalian akan menikah, dia itu telah berkhianat Fi.. coba kamu yang diposisi Ori, melihat kamu dengan Ajeng, sementara dia sudah melepaskan Putra"
"Bunda tau Putra?"
"Bunda bahkan ngobrol dengannya, Putra anak yang baik, jika kamu memang tidak bisa melepaskan Ajeng, lebih baik Ori bersama Putra yang jelas-jelas mencintainya" Kata Bunda yang kini dirasa Dulfi seperti Ibu tiri. Hatinya sakit, bukan karena perlakuan Bunda karena Bunda tidak akan pernah membiarkan putranya tersesat dalam ketidakpastian, tapi karena perlakuannya terhadap Ori"
Dulfi ingat betul saat mata mereka bertemu persekian detik di acara Eyang. Tatapan Ori begitu mengiba. Hasrat Dulfi ingin segera berlari dan memeluk Ori, namun Ajeng memeluknya erat. Dulfi sangat menyesal kenapa membiarkan Ajeng melarangnya pergi. Sebuah tinju diperut yang diberikan Ayahnya yang membuatnya tersungkur dilantai rumah sakit tidak sesakit hatinya saat melihat Ori meringkuk dalam pelukannya karena kedinginan dan ketakutan yang bersatu.
"Buuun... Dulfi harus gimana?" tanya Dulfi pelan. Ia tidak pernah sekalut ini.
"Bunda ga tau.. ikutin kata hatimu.." Bunda masih kesal dengan Dulfi. "Seandainya Dean masih ada, pasti adikmu itu yang Bunda jodohkan dengan Ori" lanjut Bunda menahan isak.
Rasa bersalah Dulfi hinggap. Dulfi yang menyebabkan kecelakaan pada Dean. Dean bertengkar dengan Dulfi karena Dulfi masih mempertahankan Ajeng yang jelas-jelas meninggalkan Dulfi karena karirnya sehari sebelum mereka melangsungkan akad nikah. Sejak saat itu, semua keluarga besar Dulfi membenci Ajeng. Tapi Dulfi tak bisa ikut membenci karena gadis itu hanya punya Dulfi.
"Bun, Ajeng hanya punya Dulf"
"kalau dia merasa hanya punya kamu, harusnya dia tidak meninggalkanmu dihari pernikahanmu.. kamu hanya dimanfaatkan Dulfii.. Ya Allah nak, sadarlaah... dia tidak mencintaimu.. dan kamupun tidak mencintainyaa... berhenti menyakitimu dengan janji bodohmu ini" suara Bunda mulai terdengar bergetar. Airmatanya jatuh membanjiri wajah ayunya.
Dan Dulfi benar-benar terdiam. Menyadari kalau ia telah kehilangan cinta dan perasaan itu pada Ajeng sejak lima tahun lalu. Yang ia rasakan hanya kenangan masa kecil dan rasa kasihan pada sahabat kecilnya. Dulfi menarik rambutnya frustasi. Menyadari sejak setahun terakhir wanita tengah malam yang menangis dalam diam itu telah mengisi ruang hatinya yang gelap. Ia tau sekarang, bukan Ajeng Sarasvati yang hatinya maui melaikan Kyori Olivia Bermana. Wanita tengah malam yang menangis dalam diam. Ya, dia. Dulfi menyesali kenapa cinta datang terlambat.
**
Tak ku mengerti mengapa begini
Waktu dulu ku tak pernah merindu
Tapi saat semuanya berubah
Kau jauh dari ku pergi tinggalkanku
Mungkin memang kucinta
Mungkin memang kusesali
Pernah tak hiraukan rasamu dulu...
Aku hanya ingkari
Kata hatiku saja
Tapi mengapa
Cinta datang terlambat
Tapi saat semuanya berubah
Kau jauh dari ku pergi tinggalkanku
Mungkin memang kucinta
Mungkin memang kusesali
Pernah tak hiraukan rasamu dulu...
Aku hanya ingkari
Kata hatiku saja
Tapi mengapa kini
Cinta datang terlambat
Mungkin memang kucinta
Mungkin memang kusesali
Pernah tak hiraukan rasamu dulu...
Aku hanya ingkari
Kata hatiku saja
Tapi mengapa kini
Cinta datang terlambat
(Maudy Ayunda - Cinta Datang Terlambat)
ituu lagu kesukaan aku... huahahahahhahahaa
kayaknya pas banget sama situasi Dulfi...
next chapter mau bahas Putra deh...
Terima kasih untuk 500bintangnyaa...
saya suka saya suka
kiss kiss
Aku yang abis makan bubur ayam
Author
KAMU SEDANG MEMBACA
ORI
ChickLitCOMPLETE Perjuangan Ori lepas dari bayang masa lalunya yang telah di bangun dengan susah payah harus hancur lebur menjadi butiran debu setelah sang mantan menyapanya via inbox sosial medianya. Damn it!!! gara-gara "hai" semenit rusak move on set...