《11》

3.7K 404 28
                                    

Typo bertebaran....




-----




Di dalam kamarnya Ve mengingat kembali apa yang diceritakan Mama nya tadi tentang hal yang belum ia ketahui.

"Hah..." gumam nya resah dan sedikit mengusap-usap wajahnya

Rahma duduk di sebelah Ve dan bersiap untuk menceritakan apa yang seharusnya Ve ketahui sekarang.

"Ada apa Ma? Kenapa tegang banget?" Tanya Ve pada Rahma

"Kamu masih ingat Anisa?" Tanya Rahma pada Ve

"Tentu, istrinya om Aldy yang biasa kasih coklat sama Ve setiap main kerumah kan? Memang kenapa Ma?" Tanya Ve kebingungan

"Kamu tau kenapa Anisa meninggal?" Tanya Rahma lagi. Ve menggeleng.

"Anisa meninggal tertabrak mobil saat pulang dari tempat kerja Aldy" jelas Rahma

Ve nampak terkejut, karena memang dia tidak tau Anisa meninggal disebabkan oleh apa.

"Terus apa hubungan nya semua itu sama sifat om Aldy yang sok gak kenal sama Ve?" Tanya Ve lagi

"Karena saat kecelakaan, Papa ada disana lebih tepatnya Anisa menyelamatkan Papa saat mobil itu mau nabrak Papa" jelas Rahma menahan sesak di dada kala mengingat kejadian tragis tersebut.

Ve shock mendengar penjelasan Mama nya. Jadi ini alasan kenapa Aldy berubah sifatnya dan seakan menganggap keluarga Ve sebagai musuh.

"Yaampun, mau hidup tenang aja susah banget" gumam Ve lalu menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

Pagi hari nya Kinal buru-buru untuk pulang kerumah. Ia tidak sempat berpamitan dengan Shani ataupun Ve, namun ia sudah berpamitan dengan Rahma.

"Kamu yakin gak mau sarapan dulu? Bentar lagi masakan tante udah mateng loh" tawar Rahma kala melihat Kinal yang tengah memakai sepatunya

"Gapapa tante Kinal pulang aja, takut dimarahin Papa soalnya gak pulang kemarin" Ujar Kinal berjalan ke arah Rahma

"Kinal pulang dulu tante, assalamualaikum" Kinal mencium tangan rahma lalu keluar dari rumah Ve

Rahma hanya memandang kepergian Kinal. Ia sedikit merasa iba, gadis sebaik Kinal harus menghadapi cobaan besar seperti ini. Dan tanpa ia sadari, air matanya menetes melewati pipi nya.

*

Disekolah, Kinal duduk di taman sebelah laboratorium sambil memakan beberapa bungkus coklat yang ia bawa. Ia merasa lega karena setelah ia sampai rumah, sang ayah pun sampai rumah. Jadi ia tidak kena marah tadi pagi.

"Sendirian aja lu" ujar Beby menepuk bahu Kinal dari belakang

"Eh Beb, bikin kaget aja"

"Hehe sorry, gimana? Udah sehatan belum? Besok jalan nih kita, kalo lu sakit batal deh rencana nya" ucap Beby duduk disebelah Kinal

"Tenang, aku gapapa kok" jawab Kinal tersenyum

"Sip deh kalo gitu, besok pagi jam 9 gue jemput rumah lo. Jangan sampe telat bangun ya lo" ujar Beby lalu pergi

Kinal hanya tersenyum dan meneruskan kegiatannya memakan coklat sambil menikmati keadaan yang begitu damai.

Tet...tet..tet...

Bel masuk pun berbunyi, Kinal beranjak dari tempat duduknya untuk kembali ke dalam kelasnya. Saat ia berjalan menaiki tangga, Lidya berjalan turun dan melewati Kinal.

Aku Ingin MenikahinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang