Sudah 3 bulan Satrio dengan sabar merawat dan menjaga Diana. Usia kehamilan Diana sudah memasuki usia 3 bulan. Verona yang mengetahui anaknya hamil karena kekasihnya itu,hanya bisa menerima dengan lapang dada.
Verona tidak ingin pusing pusing memarahi anak semata wayangnya itu. Untuk apa? Semua sudah terlanjur terjadi. Verona sendiri pun sudah mengalami apa yang di rasakan seperti Diana.
Verona juga sudah mengetahui bahwa Matt berbeda keyakinan dengan anak nya itu.
" Diana,kamu lagi apa?" tanya Verona saat melihat anaknya sibuk entah melakukan apa di dapur.
" Aku lagi buat pancake buah,Ma " jawab Diana.
" Mama aja sini yang buat,kamu duduk di meja makan aja " tawar Verona. Diana menggeleng dan melanjutkan pekerjaan nya.
" Diana,sudah saat nya mama ceritain ini ke kamu " ucap Verona dengan tiba tiba. Membuat Diana menghentikan kegiatan nya.
" Apa Ma? Mama kenapa?" tanya Diana penasaran.
" Mama selama ini gak bisa jawab kemana ayah kamu. Karena ayah kamu udah ninggalin mama disaat mama lahirin kamu ke dunia ini " ucap Verona dengan suara lembutnya seperti biasa.
Diana yang mendengarnya hanya menatap sendu ibu nya. Verona pun hampir sama dengan dirinya. Sama sama di tinggal oleh orang yang disayangi.
" Mama gak bisa apa apa lagi waktu dulu. Mama lebih memilih rawat kamu sendiri,daripada ngejar ayah kamu yang entah kemana "
" Aku kira ayah udah meninggal,Ma. Ayah jangan banget sih,huh " ucap Diana gemas. Wanita hamil itu bukan nya tersentuh dan menangis,justru dia malah gemas dan gregetan. Verona terkekeh.
" Udah jangan dipikirin lagi ya,udah lama juga lebih baik biar berlalu aja " Verona meninggalkan anaknya,wanita setengah baya itu memasuki kamarnya.
Sementara Diana sibuk menghiasi pancake nya. Tiba tiba bel rumahnya berbunyi,tanda ada seseorang yang datang. Diana berjalan membuka pintu.
Satrio.
" Assalamualaikum,bumil " Satrio mengucap salam seraya menggoda Diana. Diana hanya merengutkan alis nya tanda tidak suka.
" Waalaikumsalam,dasar perjaka tua " ledek Diana balik.
" Hei,aku masih muda ya. Enak aja kamu tuh " Satrio masuk ke dalam rumah Diana. Duduk di sofa lalu melahap pancake yang baru saja di buat Diana.
" Pancake aku! " Diana berusaha merebut flat plait yang di atasnya ada pancake buah yang masih utuh. Walaupun sudah di gigit sedikit karena ulah Satrio.
" Abisnya di diemin aja. Mending buat aku dong. Ya nggak? Ayolah,Na. Aku lagi laper nih " ucap Satrio memohon. Tangan nya masih memegang piring berisi pancake itu.
" Aku baru aja makan satu suapan,kamu nya pulang mencet bel. Dasar nyebelin " cibir Diana jutek. Di mata Satrio malah justru sangat menggemaskan.
" Ayolah,boleh ya Na buat aku? Capek nih abis pulang kerja " pinta Satrio lagi memohon. Diana menatapnya tak tega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Difficult Choice [ PROSES REVISI ] [Decisión difícil] ✔️
RomanceTidak ada yang mengetahui seberapa cepat waktu dan takdir berjalan. Begitu singkat pertemuan Diana dan Matt. Lelaki sejuta pesona yang membuat Diana jatuh cinta sampai sekarang. Namun,cinta itu hanya sementara akibat perbuatan brengsek Matt. Adapula...