Hospital

74 7 0
                                    

Saat ini,Diana dan Satrio sudah berada di rumah sakit. Tujuan mereka adalah untuk memeriksa apakah benar Diana hamil atau tidak.

" Diana Karenina. Silahkan masuk " panggil seorang suster menyuruh Diana masuk. Satrio ikut masuk ke dalam.

" Selamat siang,ada perlu apa datang kesini?" tanya dokter yang bernama Jean itu ramah. Dokter lelaki yang masih kelihatan sangat muda.

" Saya mau memeriksa apakah istri saya hamil atau tidak " jawab Satrio pada akhirnya. Karena Diana tidak mau membuka mulutnya. Terpaksa Satrio harus menyebut Diana sebagai istrinya.

" Yap,nona Diana saya ingin bertanya,keluhan nya apa?" tanya dokter Jean pada Diana.

" Mual,pusing,lemas,rasanya mual kalo nyium bau makanan " jawab Diana. Dokter Jean mengangguk paham.

" Terakhir menstruasi kapan?" tanya dokter itu lagi.

" 3 minggu yang lalu " jawab Diana.

" Udah cek pakai testpack? Hasilnya?"

" Udah,2 garis. Posistif dok " Dokter tersebut mengangguk paham

" Silahkan berbaring " perintah dokter Jean pada Diana untuk membaringkan tubuh nya di tempat yang sudah disediakan.

Dokter Jean memberi gel di atas perut Diana. Diana merasakan gel itu sangat dingin menyentuh kulitnya. Lalu sebuah alat ditempel di atas perutnya.

Dan ada layar yang menunjukkan rahim Diana. Setelah selesai,Dokter Jean kembali memerintah Diana untuk duduk kembali dan mendengarkan penjelasan nya.

" Jadi begini,nona Diana positif hamil itu memang benar. Usia kandungan nya memasuki 6 minggu. Saya harap tuan dan nona rajin check up kesini setiap 1 bulan sekali. Nanti saya akan memberi vitamin untuk nona Diana " jelas dokter Jean.

Satrio yang mendengar penjelasan doktee Jean,hanya bisa mengangguk pasrah. Menerima kenyataan bahwa Diana mengandung anak dari Matt. Bukan anak nya dengan Diana. Jika hal itu memang terjadi,Satrio justru sangat bahagia mendengarnya.

" Baik dok,terima kasih atas semua informasinya " ucap Satrio seraya berpamit untuk keluar bersama Diana.

Mereka mengambil vitamin yang diberi oleh dokter Jean di apotek rumah sakit tersebut.

" Maaf,tadi aku nyebut kamu sebagai istri aku " ujar Satrio tiba tiba saat Diana asik melamun di dalam mobil.

" Gak papa kok. Itu lebih baik " balas Diana.

" Jangan pikirin Matt. Pikirin calon bayi yang ada di rahim kamu. Kamu harus makan makanan sehat dan bergizi buat dia. Urusan Matt,itu aku yang urus " ucap Satrio.

" Dan jangan stress " lanjut Satrio. Diana mengangguk. Menurut dengan perkataan Satrio.

" Satrio," panggil Diana.

" Apa?"

" Kenapa kamu masih aja baik dan peduli ke aku sih,Yo? Aku udah jahat sama kamu " ucap Diana. Satrio tersenyum.

" Bukan berarti kejahatan di balas sama kejahatan juga. Aku nggak gitu. Aku tetap ada di saat kamu butuh Diana. Senang maupun susah "

" Dan aku janji,kalau suatu saat nanti Matt gak akan aku temuin. Aku janji,bakal bantu rawat bayi kamu. Apapun itu aku akan bantu " ucap Satrio seraya menatap Diana dalam.

Tidak ada satupun kebohongan
di dalam perkataan nya. Hanya ada ketulusan dan semangat dalam perkataan Satrio.

" Makasih banyak,Yo. Aku gak tau lagi harus bilang apa. Kamu terlalu baik " ucap Diana seraya tersenyum hangat.

Satrio mengangguk paham lalu tidak lama kemudian mobil mereka sampai di halaman rumah Diana.

" Na,besok besok kamu jangan kerja dulu ya. Nanti aku izin ke Gloria. Bilang kalau kamu lagi hamil dan gak bisa kerja. Kemungkinan kalau kamu mau kerja lagi,tunggu kelahiran bayi kamu dulu " ucap Satrio saat Diana sudah turun dari mobilnya.

" Iya Satrio. Makasih ya atas semua bantuan nya " Diana memasuki rumahnya. Dirinya masih tidak menyangka masih ada orang yang sangat peduli dengan nya.

Queena,sahabat Diana yang sangat dekat dengan nya dulu saja entah hil
ang kemana. Begitupun dengan Matt. Ah ya Revano. Kemana anak itu?

TBC

Difficult Choice [ PROSES REVISI ] [Decisión difícil] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang