Meet Diana's Mom

88 8 2
                                    

Di hari Jum'at tengah malam. Tepatnya pukul 1.45 AM,Matt asik mengepulkan asap rokok nya di rooftop rumah nya. Matt sudah lama tidak menyentuh rokok nya. Baginya,rokok adalah teman yang selalu setia menemani Matt.

Matt masih terngiang ucapan Diana. Bahwa keduanya memiliki kepercayaan yang berbeda. Bagi Matt,itu tidak masalah.

Rencananya,besok Matt ingin bermalas malasan saja dirumah. Mungkin sampai siang hari. Karena kebetulan besok dia tidak ada kelas untuk kuliah. Kalaupun ada kelas,Matt akan bolos.

Setelah selesai menghabisi rokok terakhirnya,Matt segera beranjak tidur.
•••

05.00 AM

Kringggg

Diana mengerjapkan matanya. Membuka matanya lalu mematikan jam weker berkepala teddy bear yang sedari tadi sudah menunjukkan pukul 5 pagi.

Diana melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Membersihkan tubuhnya lalu berniat melaksanakan sholat subuh.

Setelah selesai sholat subuh,Diana bersiap memakai pakaian khusus joggingnya. Diana berniat jogging di taman komplek rumahnya.

" Ma,aku mau jogging di taman komplek depan,Mama gak apa apa aku tinggal?" ucap Diana sopan. Verona yang sedang menyiapkan sarapan hanya tersenyum.

" Boleh kok,kamu sendiri aja?" tanya Verona.

" Iya hehe. Oiya,Diana sarapan nya entar aja ya Ma. Oke aku berangkat. Assalamualaikum. " pamit Diana seraya mencium punggung tangan ibunya.

Fyi,Papa Diana tidak ada. Tidak ada dalam artian bukan meninggal. Papa nya entah ada dimana. Setiap kali Diana menanyakan dimana Papa nya,Verona hanya diam dan menunduk.

Sekarang Diana berjalan jalan di trotoar sambil sesekali menyapa tetangga nya.

" Hai,Satrio! " sapa Diana setengah teriak saat melewati rumah tetangganya. Pemuda yang seumuran dengan Diana tersenyum. Diana menghentikan langkahnya di depan rumah cowok itu.

" Hai juga,kamu mau kemana,Na? " ucap Satrio ramah.

" Aku mau jogging di taman komplek. Kamu mau ikut?"

" Maaf,Na. Aku gak bisa,aku kan lagi cuci si Merah " Satrio menunjuk motor kawasaki ninja merah nya. Yang sedang di cuci Satrio.

Diana cengengesan.

" Oiya. Udah ya,Yo. Aku lanjut lagi " Satrio hanya mengangguk paham.

Sesampainya di taman komplek,Diana mulai melakukan pemanasan dan mengelilingi taman itu sebanyak 7 kali.

" Hei,sendiri aja?" sapa seseorang yang membuat tubuh Diana tersentak.

" Ah,kamu,No. Ngagetin aja. Iya aku sendiri " Itu Revano. Cowok itu tampak berkeringat dan handuk kecil yang melingkari leher jenjangnya.

" Bareng boleh?"

" Boleh dong hehe " Revano tersenyum. Masih sangat bersyukur ada gadis yang mau bersikap ramah dan baik kepadanya. Meski dirinya di juluki ' Nerd ' seantero fakultasnya.

" Lo udah sarapan? " tanya Revano perhatian. Diana menggeleng kecil.

" Makan bubur yang disana yuk? Udah selesai kan olahraganya? " Diana mengangguk semangat. Lalu mereka berdua makan bubur bersama disana.

Difficult Choice [ PROSES REVISI ] [Decisión difícil] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang