Setelah puas beberapa jam di rumah sang nenek,Satrio kembali menuju Jakarta. Satrio merasa bersalah karena sudah egois dan mengambil keputusan yang salah.
Sekarang,Satrio sudah sampai di rumahnya. Mobilnya sudah terparkir rapi di garasi rumah Satrio.
" Loh,Satrio? kamu balik lagi?" Renata bingung dengan kehadiran putranya kembali.
" Maafin Rio mah,Rio salah ambil keputusan. Rio seharusnya gak ninggalin Mama sama Diana " jawab Satrio seraya memeluk ibu nya. Renata membalas pelukan putranya.
" Iya gak apa apa. Kamu samperin gih,Diana nya. Lagi nangis tuh gara gara di tinggal kamu " ucap Renata.
" Nangis?" Renata mengangguk,
" Iya di kamar kamu. Sana samperin " suruh Renata. Satrio akhirnya berjalan menuju kamar nya yang di lantai atas.
Sampai di depan pintu kamarnya Satrio bisa mendengar suara isak tangis Diana yang tertahan. Satrio membuka pintunya sedikit,melihat Diana.
" Na..." panggil Satrio lembut.
" Satrio?" Pandangan Diana menelusuri seisi kamar Satrio. Satrio tersenyum lalu masuk ke dalam kamarnya. Menghampiri Diana dan memeluknya erat.
" Maaf,aku udah ninggalin kamu tadi " ucap Satrio seraya mengelus rambut Diana. Diana menangis di dekapan Satrio.
" Ssstt...udah jangan nangis,Na. Nanti dedek bayinya ikut nangis "
" Kamu jahat,Yo " Diana memukul dada bidang Satrio dengan gemas.
" Iya maaf ya. Aku udah ambil keputusan yang salah. Seharusnya aku gak ninggalin kamu gitu aja. Kamu masih butuh aku kan? "
" Banget, " jawab Diana.
" Aku egois,Na. Aku bantu kamu karena pamrih. Pamrih nya adalah cinta kamu ke aku. Aku ngerti,Na. Sampe kapan pun cinta gak akan bisa di paksakan " ucap Satrio seraya melepaskan dekapan nya.
Diana menggeleng tidak setuju," Aku yang salah. Aku seharusnya gak kaya gitu sama kamu. Aku cuma kepikiran Matt. Tapi aku berusaha mencintai kamu,Yo. " balas Diana.
Satrio berjongkok,mengusapkan hidungnya gemas ke perut besar Diana. Diana terkikik geli.
" Geli,yo. Kamu ah " Satrio terkekeh.
" Hey,baby. Lagi apa kamu di dalam? Udah makan belum? Hm?" sapa Satrio sambil mengusapkan tangan nya lembut di perut Diana. Dan Mencium perut Diana.
" Aw," ringis Diana saat merasakan ada benturan dari dalam perutnya.
" Kenapa?"
" Kaya nya aku di tendang lagi deh " ucap Diana.
" Peka banget sih bayi nya,haha "
" Yah,Na. Coba bayi yang kamu kandung anak aku beneran. Aku udah seneng banget pastinya " ucap Satrio memandang penuh arti perut besar Diana.
" Eumm...ini--ngg...nggak sengaja kok" Diana menjawab dengan gugup,di iringi dengan kedua pipinya yang merona merah.
" Senin aku ada kelas sama kerja nanti. Kamu gak apa apa aku tinggal?" Diana mengangguk.
•••
" Na," panggil Satrio.
" Hm? Kenapa?"
" Kalo Matt gak akan ketemu gimana,Na?" tanya Satrio.
" Aku gak peduli,Yo. Yang penting disini aku butuh kamu " jawab Diana seraya menyandarkan kepalanya di pundak Satrio.
" Dasar gombal nya kelewat receh " ledek Satrio.
" Apaan sih. Ya suka suka dong " balas Diana.
Drrttt Drrtt
Ponsel Satrio bergetar,tanda ada panggilan masuk. Panggilan dari Gloria.
" Halo?"
" Kamu kenapa gak masuk kerja mulu sih,Satrio?" omel Gloria di seberang sana.
" Saya menjaga dan merawat istri saya " jawab Satrio sekenanya.
" Tapi,kerja itu lebih penting Satrio. Emangnya Diana gak bisa jaga diri sendiri? Diana kaya nya minta minta kamu buat bolos kerja? Iya? Manja manjaan gitu?" omel Gloria lagi dengan suara yang lebih pedas.
" Jaga bicara,Anda. Tidak ada yang bisa berkata seperti itu pada istri,Saya. Jika memang Anda tidak menerima,Saya bisa mengundurkan diri " balas Satrio dingin.
Tiba tiba sambungan telepon sudah di matikan sepihak dengan Gloria. Diana memandang Satrio dengan bingung.
" Kenapa? Dari siapa?"
" Gloria. Dia nuduh nuduh kamu yang gak bener. Aku gak suka,Na. Aku mau mengundurkan diri aja dari sana " jawab Satrio.
" Apa masalahnya sama kamu?"
" Aku benci Na sama orang yang suka fitnah kamu " Diana tersenyum malu. Sejauh itu kah Satrio menyayanginya?
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Difficult Choice [ PROSES REVISI ] [Decisión difícil] ✔️
RomanceTidak ada yang mengetahui seberapa cepat waktu dan takdir berjalan. Begitu singkat pertemuan Diana dan Matt. Lelaki sejuta pesona yang membuat Diana jatuh cinta sampai sekarang. Namun,cinta itu hanya sementara akibat perbuatan brengsek Matt. Adapula...