Hello,Melbourne

82 5 0
                                    

Saat ini,Satrio dan Diana sudah berada di dalam pesawat. Yang akan membawa mereka ke Melbourne,Australia. Mungkin akan bertahun tahun untuk tinggal disana.

Liona,bayi mungil itu sangat nyaman di gendongan Satrio. Satrio berusaha menidurkan bayi mungil itu,namun sangat sulit. Satrio sudah memberi nya susu formula,mengelus rambut bayi itu,menciuminya. Tetapi tetap saja itu tidak mempan bagi seorang bayi mungil bernama Liona Eleanora.

Mata coklat bayi itu memperhatikan sekitar. Dari menatap jendela pesawat,orang yang melewati tempat duduk mereka dan menatap Diana dan Satrio secara bergantian.

" Liona,bobo yuk. Masih lama loh kita " ucap Diana pada anaknya. Liona bergeming,bayi itu justru menuntun tangan nya memasuki mulut untuk di gigit gigit dengan gusi nya. Satrio menggeleng geleng lalu mencapit hidung bayi itu dengan jari besarnya.

" Nakal. Jangan di gigitin tangan nya,nanti sakit. Gigit ini aja," ucap Satrio seraya mengeluarkan tangan mungil Liona yang penuh liur dari mulut bayi itu, Satrio memasukkan dot bayi untuk di gigit gigit oleh Liona. Liona menurut dan tidak menangis.

" Aku mau nidurin Liona dulu. Kamu pegang ini ya " ucap Diana seraya memberikan sling bag nya pada Satrio. Satrio mengangguk paham.

Setelah beberapa menit kemudian,Liona sudah tertidur di gendongan Diana. Liona mendengkur halus. Menempelkan pipinya di dada sang ibu.

" Aku kalo lihat Liona,kaya liat foto copyan nya Matt ya" gumam Satrio. Diana tersenyum kecil.

" Kan anaknya,gimana sih kamu,Yo" balas Diana. Satrio terkekeh.

" Apalagi mata nya. Persis mirip dia" lanjut Satrio.

" Ada yang mirip aku gak,Na?" tanya Satrio seraya menaik turunkan alisnya jahil.

" Eum...Ada. Sifat nya doang sih. Maunya kalo sama aku manjaan mulu. Kaya Liona. Liona pantes masih bayi,coba kamu?" Satrio terkekeh geli. Benar juga.

" Ya emang kenapa? Manjaan sama calon istri ini " Blush. Semburat merah menghiasi pipi tembam Diana. Diana membuang wajahnya ke arah jendela pesawat. Satrio terkekeh.

" Tunggu,Na. Pasti kamu bakal pilih yang terbaik walau sulit. Hidup ini emang banyak ujian,Na. Kamu harus memilih pilihan yang benar. Walaupun itu sulit,aku harap kamu bisa " ucap Satrio seraya memandang iris mata hijau koral Diana. Satrio mengelus pipi Diana. Lalu lelaki itu kembali membenar kan posisi duduknya.

" Aku tau dan aku bisa ambil pilihan yang benar. Aku sekarang tahu pilihan aku " balas Diana. Matanya melirik Satrio seraya tersenyum.

" Na,sini Liona aku yang gendong.Nanti kamu capek,pegel. Kamu istirahat juga ya " ucap Satrio lembut. Diana mengangguk lalu memberikan Liona ke gendongan Satrio. Lalu wanita itu memejam kan matanya.

•••

Saat terbangun,mereka di umumkan akan sampai dalam setengah jam lagi. Jadi mereka harus bersiap siap. Liona sudah bangun,bayi mungil itu terbangun dengan menangis.

Membuat setengah penumpang pesawat menoleh ke arah Satrio.

" Shhh...sayang jangan nangis. Udah ya,hei kita mau sampe loh. Jangan nangis ya " Satrio menenangkan Liona. Liona memberhentikan tangisan nya. Lalu tangan mungilnya menepuk nepuk dada bidang Satrio pelan.

Diana belum terbangun,wanita itu masih memejamkan matanya dan membalut tubuhnya dengan selimut. Satrio menjadi tidak tega untuk membangunkan sekarang.

Satrio menggendong Liona dengan satu tangan nya. Satu tangan nya lagi untuk menepis rambut Diana yang menutupi wajah cantik nya. Lalu Satrio mengelus pipi Diana lembut.

Difficult Choice [ PROSES REVISI ] [Decisión difícil] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang