Graduation

57 2 0
                                    

Hari ini adalah hari yang paling di tunggu tunggu Satrio. Hari kelulusan kuliah nya dari jurusan fakultas Sastra Inggris. Satrio tidak sabar ingin cepat cepat bekerja dan melamar Diana.

Semua orang bersemangat bersiap dari pagi untuk menghadiri acara wisuda kelulusan Satrio. Begitupun dengan Liona,bayi mungil itu ikut serta dengan acara ini.

Setelah sampai disana,Satrio izin untuk menemui teman teman sefakultas nya. Dan teman teman nya yang lain. Sementara Diana,Verona,Liona,Marino dan Renata menunggu di tempat duduk di dalam aula yang sudah di sediakan.

Acara sudah di mulai. Semua mahasiswa dan mahasiswi berkumpul juga di aula. Menunggu namanya di panggil untuk memindah kan tali toga.

" Satrio Karel Yuandika " panggil seorang dosen yang Satrio kenal. Mendengar namanya dipanggil,Satrio
langsung maju ke depan. Diana menyemangati Satrio dari belakang.

Dosen nya memberi selamat dan juga bangga dengan prestasi Satrio selama ini. Satrio juga tidak sia sia belajar dengan tekun dan menuruti perintah dosen nya.

Setelah semuanya selesai,semua mahasiswa/i yang lulus melempar topi toga nya ke atas udara. Satrio bahagia sekali kali ini,tidak lama lagi dia akan bekerja dan segera melamar Diana.

" Satrio,selamat ya buat kamu. Aku ikut bangga " ucap Diana pada Satrio. Wanita itu memberi selamat pada Satrio seraya menggendong Liona yang sudah berumur 5 bulan.

" Makasih banyak,Na. Tanpa dukungan kamu aku mungkin gak akan dapat toga ini. Dan seharusnya kamu juga,Na"balas Satrio. Diana hanya menanggapinya dengan senyuman tipis.

" Na,aku mau gendong Liona dong. Dia kayanya bobo mulu,gak kangen ya sama calon ayahnya?" ucap Satrio gemas pada Liona. Lelaki itu mencium pipi Liona,dan menggigit nya sedikit.

" Dia dari tadi bobo mulu,Yo. Makanya aku cape gendongnya " ujar Diana. Satrio mengambil tangan Diana.

" Nanti di rumah aku urut aja ya,Na. Aku gak mau tangan kamu kenapa kenapa " Diana hanya mengangguk malu. Selama ini,Satrio sudah bersikap layaknya suami dan ayah Liona.

" Rio,selamat ya...kami semua ikut bangga dan senang kamu akhirnya lulus kuliah " tiba tiba Renata,Verona dan Marino datang menghampiri mereka berdua.

" Makasih banyak,Ma. Udah dukung Rio sampai sejauh ini,makasih " ucap Satrio memeluk Renata. Marino yang menggendong Liona. Renata mengangguk dan mengelus punggung Satrio.

" Pa,makasih banyak ya,Pa. Makasih juga udah sempatin datang kesini " ucap Satrio. Marino mengangguk.

" Seorang ayah harus menghadiri acara penting anak nya. Dan papa disini gak sia sia mendengar nilai nilai kamu selama kuliah sangat bagus "

" Tante,makasih ya udah dateng di acara kelulusan Satrio. Makasih banyak juga karena udah bolehin Rio jaga dan rawat Diana selama ini " Satrio memeluk Verona. Verona membalas pelukan nya,lalu mencium pelipis Satrio.

" Kamu udah tante anggap sebagai anak sendiri,bahkan kamu adalah menantu idaman tante. Abis sini kalo kamu mau lamar Diana,jangan tanya tante ya direstuin atau nggak. Karena tante udah kasih lampu hijau buat kamu " ucap Verona seraya tersenyum. Satrio melebarkan matanya,terkejut karena sudah langsung mendapat restu tanpa meminta nya.

" Tante...serius?" Verona mengangguk. Semuanya tertawa bahagia melihat wajah malu malu Satrio dan Diana.

•••

" Rio, papa mau bicara sama kamu " panggil Marino saat anaknya melewati ruang keluarga.

" Kenapa,Pa? " tanya Satrio.

" Besok kamu mau kan gantiin om Andrew di perusahaan cabang papa yang di Australia?" Satrio melotot,baru lulus dia sudah di tawari menjadi pemimpin perusahaan.

" Tapi,Pa-"

" Papa mengerti kamu mau cari uang hasil keringat sendiri. Tapi Papa mau kamu yang meneruskan kedudukan om Andrew di sana. Kamu dulu ikut serta dalam membangun perusahaan itu dulunya. Jadi gak apa apa,Papa harap kamu mau " lanjut Marino lagi.

" Iya,Pa. Rio mau " jawab Satrio pada akhirnya.

" Lusa kamu harus udah ke Melbourne. "

" Tapi,Pa. Gimana sama Diana dan Liona?" Marino tersenyum,melihat anaknya itu sangat mencintai Diana. Sampai sampai tidak mau meninggalkan nya disini sendiri.

" Diana sama Liona ajak aja kesana ya. Biar kamu ada yang nemanin. Dan kalo kamu udah menetap kerja dan tinggal disana,kamu boleh menikahi Diana. Nanti papa,mama dan tante verona akan berkunjung kesana sebulan sekali" ucap Marino. Disaat itu juga Satrio memeluk Marino.

" Makasih banyak Pa,makasih. Rio harap papa datang ke pernikahan Rio dan Diana nantinya. Papa udah dukung banyak" ucap Satrio.

" Itu udah pasti "

•••

" Na,jalan yuk " ajak Satrio pada Diana yang sedang menonton televisi d kamarnya. Kepala lelaki itu menyembul dari pintu.

" Jalan kemana,Yo? Nanti kalo kita jalan,Liona sama siapa?"

" Kan ada tante Verona. Mau ya? Ya? udah lama kita gak jalan,Na " pinta Satrio memohon. Akhirnya Diana mengangguk setuju. Lalu bersiap siap berganti pakaian.

Sementara Satrio menunggu di ruang tamu. Tak perlu waktu lama,Diana turun dari lantai atas lalu menghampiri Diana.

" Aku mau ajak kamu nonton aja ya " ujar Satrio saat mereka dalam perjalanan.

" Iya,asal sama kamu aku mau ikut kemana aja " balas Diana. Satrio jadi mengingat ucapan Marino untuk mengajak Diana dan Liona ke Melbourne.

" Aku nanti mau ngomong sesuatu,Na sama kamu "

" Apa?"

" Kalo kita makan nanti aku bilang "

Akhirnya mereka sampai di Pondok Indah Mall. Satrio menggandeng tangan Diana masuk ke dalam mall dengan mesra. Diana seketika menjadi ingat pertemuan nya pertama kali dengan Matt,dan mengingat Matt yang mengajak nya kesini dan pada akhirnya mereka berpacaran.

Diana tersenyum miris. Jauh di lubuk hatinya dia sangat merindukan sosok Matt yang begitu manis sikapnya. Sopan dan ya...mungkin Matt tidak sengaja menghamili Diana. Diana sudah memaafkan Matt.

" Na? Kamu kenapa?" Satrio melambaikan tangan nya di depan wajah Diana. Diana tersentak.

" Nggak papa kok,yuk aku mau makan dulu. Laper "

Diana berjalan dengan raganya yang berjalan berdampingan dengan Satrio. Tetapi pikiran wanita itu melayang entah kemana.

Mereka akhirnya melaksanakan acara makan nya. Lalu,setelah selesai Satrio menatap Diana lekat lekat. Diana sampai di buat heran.

" Kamu kenapa,Yo?" tanya Diana heran.

" Apa kamu mau,ikut aku ke Melbourne dan bawa Liona kesana? Aku mau menyambung masa depan aku sama kamu Na " ucap Satrio to the point. Diana melebarkan kedua matanya,kaget.

" Kenapa? Ada apa disana?"

" Papa nyuruh aku lanjutin perusahaan cabang dia disana. Kamu mau kan ikut sama aku kesana?" Diana akhirnya mengangguk.

" Kita berangkat lusa "

TBC

Difficult Choice [ PROSES REVISI ] [Decisión difícil] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang