Robi makan sambil sebentar-sebentar meliriki kedua putranya yang sedang makan satu meja dengannya juga. Dia agak diserang perasaan khawatir sebab hari ini Bintang dan Lintang kompak tidak dalam keadaan sehat. Tadi pagi Lintang sempat demam, sedangkan kata Ria, Bintang diserang sakit kepala.
Namun yang paling Robi khawatirkan di antara keduanya adalah Bintang. Bagaimanapun kondisi anak itu belum pulih sepenuhnya. Apalagi pada bagian kepalanya yang terkena cidera parah saat kecelakaan itu. Dokter bilang, kepala Bintang jangan sampai terbentur benda keras lagi karena bisa saja membahayakannya lagi.
Robi meletakkan sendok di atas piringnya usai sadar bibir Bintang meringis seperti menahan sakit. "Bin," panggilnya pelan.
"Iya, Yah." Bintang langsung mengangkat kepala, menatap ayahnya.
"Kepala kamu sakit, bukan karena kebentur 'kan?" tanya Robi serius.
Bintang menahan napas. Kaget dengan pertanyaan tak terduga dari ayahnya. "Hmm, bukan kok, Yah." Bintang tersenyum palsu. "Tenang aja," tambahnya.
Bintang itu bohong sebenarnya! Kepalanya memang kebentur benda. Ada tetangga baru yang anaknya nakal banget nglemparin bola ke kepalanya tadi sore. Dan sakit kepala itu datang setelah kejadian itu terjadi.
"Tapi, abis ini kita ke rumah sakit."
Kali ini Ria turut mendongak mendengar perkataan Robi itu.
"Yah, gak usah," tolak Bintang. "Aku cuma sakit kepala biasa doang," alibinya.
Robi meninju permukaan meja agak kasar. "Nurut sama Ayah!" bentaknya.
Bintang langsung ciut. Segera dirinya menunduk, lalu mulai memakan lagi makanan di piringnya yang belum habis itu.
Detik selanjutnya tak ada yang bersuara lagi. Sampai akhirnya pekikan Ria mengalihkan perhatian Robi dan Bintang.
"Lintang!"
Mata keduanya membulat saat melihat Lintang pingsan pada posisi menyandar di bahu Ria.
Robi langsung bertindak cepat menghampirinya. Dia meletakkan punggung tangannya di kening Lintang, berniat mengecek suhu tubuh anak itu. Ya tuhan, panas sekali.
Tak mau berlama-lama lagi, Robi segera mengangkat tubuh Lintang, dan akan membawanya ke kamar anak itu sendiri. Namun sebelum kesana, Robi memberi pesan pada istrinya lebih dulu. "Ya, kamu yang temenin Bintang periksa, ya. Aku jagain Lintang di rumah aja." Pria itu pun melangkah pergi setelah tak berkata lagi.
☆☆☆
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You Brother [Complete]
Short Story"Kenapa sih gue ditakdirin punya kembaran senyebelin dia?" -Lintang Rafka Pamungkas- "Kami kapan akur, sih?" -Bintang Rafka Pamungkas- *** #3 in short story 9/11/2017 Cover by @mikishikatoka ❤ T H A N K Y O U , B R O T H E R 2 0 1 7