Lintang menatap penuh tidak suka pemandangan yang ada tak jauh dari matanya kini. Di tepi kolam renang sana, ada dua orang yang dua minggu ini ia kesali. Saudara kembar dan ayahnya sendiri.
Mereka berdua terlihat sedang mengobrol. Ntahlah yang diobrolin itu apa, yang jelas mereka nampak asik. Lintang juga sekali melihat Robi tersenyum.
Bintang memang hebat. Selama ini tak jarang dia bisa bikin ayahnya tersenyum lewat candaan konyolnya. Dan itu ... hal yang nggak bisa Lintang lakukan sampai sekarang.
Plak!
"Ayah, sakittt!"
"Ngaku lo!"
"Ayah, harus percaya sama aku. Lintang yang emang sengaja ninggalin aku di tengah jalan."
Lintang meremas tangannya kuat-kuat setelah mengingat kejadian dua minggu yang lalu. Manik matanya kini tertuju sepenuhnya pada Bintang. Dia menatapnya sangat tajam dan penuh kebencian.
Semua ini gara-gara cowok itu. Saudaranya itulah akar dari permasalahannya. Kalau dia tidak menuduhnya, dirinya pasti tidak akan ditampar ayahnya saat itu. Ia juga tidak akan dikurung seperti ini. Dan, ia tidak akan sakit hati sampai kaya gini.
Kembaran, brengsek! Begitu batin Lintang menjerit.
Tak lama kemudian, Lintang melihat sang ayah melangkah pergi meninggalkan Bintang. Sekarang saudaranya itu hanya sendirian di pinggir kolam.
Lintang tersenyum setelah beberapa detik kemudian. Yang ditampilkannya itu adalah senyuman miring. Lalu, cowok itu memandang Bintang dan kolam renang bergantian. Tak lama setelahnya, Lintang turun dari ayunan dan melangkah menghampiri saudaranya itu.
"Lagi ngapain lo?" tanya Lintang begitu berdiri di belakang Bintang. Nada yang dikeluarkan terdengar santai, seolah cowok itu tidak ada masalah dengan saudara kembarnya itu.
Bintang sendiri kaget setelah mendengar suara Lintang itu. Lantas, Bintang pun langsung menoleh ke belakang, menatap saudaranya dengan mulut setengah mengaga.
Lintang tersenyum palsu untuk Bintang. Kemudian dia melangkah sekali untuk bisa mengimbangi posisi saudaranya. "Udah mandi belom lo?"
Mulut Bintang semakin mengaga. Ia semakin dibuat heran dengan sikap saudaranya sekarang. Kok jadi ramah begini? Memang dia abis dirukiyah dari mana dan oleh siapa?
"Belum," ucapnya sambil menggeleng kaku. Biarpun lama, akhirnya Bintang membalasnya.
"Hah? Belum?"
Bintang refleks mengangguk.
"Sama. Gue juga belum. Yaudah, mandi bareng gue, yuk, di sini." Diakhir kata, Lintang menunjuk air kolam renang, membuat Bintang langsung terkejut.
"Maksudnya lo ngajak renang gue di sini?"
Lintang mengangguk cepat dan tersenyum lebar. "Lo 'kan jago banget renang? Gimana kalau lo yang start duluan?"
Ntah kenapa jantung Bintang jadi deg-degan parah. Saudaranya itu sudah jelas tahu dirinya lumpuh, kenapa dia malah ngajak berenang?
Lintang tiba-tiba mundur ke belakang, mengubah posisinya di belakang kursi roda Bintang. "Ya, Bin? Elo yang start duluan."
"Lin, lo mau ngapain?!" Pikiran Bintang langsung buyar saat merasakan ada penggerakan maju mundur pada kursi rodanya. Kini dia terlihat ketakutan karena didepannya itu ada kolam renang. Kalau sampai kejebur, nasibnya kaya apa?
Dulu Bintang memang suka berenang. Tapi, sejak kakinya lumpuh, mana berani dia berenang. Mau cari mati memang?
"Mau jeburin lo ke kolamlah. Kan gue udah bilang, lo yang harus turun duluan," seru Lintang dari belakang.
"Lin, jangan," panik Bintang. "Gue 'kan udah lama gak ren--Lin!" ucapannya terpotong saat merasakan pergerakkan kursi rodanya semakin jelas.
"Lin, berhenti! Apa-apaan, sih?!"
Lintang tetap tak menggubris ucapan Bintang dan terus memainkan kursi roda saudaranya.
"Lin, gue bisa jatuh."
"Lin."
"Lin!"
"L--"
Byur....
Bintang dan kursi rodanya pun jatuh ke kolam secara bersamaan.
Ketika ucapan menjadi kenyataan. Berawal dari tuduhan, kini Lintang benar-benar tega menyelakai saudaranya sendiri. Terbuktilah kini, bahwa setiap ucapan adalah sebuah doa.
Lintang celingukan setelah melakukan aksinya, memastikan jika tidak ada yang melihat perbuatannya barusan. Lalu setelah yakin, dia langsung berlari secepatnya dari tempat itu.
☆☆☆
Yang suka Lintang pasti kecewa, nih? Aku bikin dia jahat banget dipart ini. Bukan salahku, 'kan udah bilang dari awal, kalau kalian bakal dibikin emosinya pindah-pindah. Karena mereka emang sama-sama NYEBELIN! Aku pun gak mihak salah satu diantara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You Brother [Complete]
Short Story"Kenapa sih gue ditakdirin punya kembaran senyebelin dia?" -Lintang Rafka Pamungkas- "Kami kapan akur, sih?" -Bintang Rafka Pamungkas- *** #3 in short story 9/11/2017 Cover by @mikishikatoka ❤ T H A N K Y O U , B R O T H E R 2 0 1 7