"Iya..., aku emang nuduh Lintang." Bintang menunduk penuh rasa bersalah setelah mengakui kebenaran yang sesungguhnya di depan muka bundanya.
Ria geleng-geleng kepala, lalu membuang muka muak. Perempuan itu kini mengekspresikan kekecewaan besar pada Bintang. Dia merasa tak habis pikir pada anak itu yang tega menuduh saudaranya sendiri telah menyelakainya.
"Bunda maaf." Bintang akhirnya berani menatap bundanya lagi.
Ria memandang Bintang seketika. "Maaf jangan ke Bunda," balasnya tegas. "Tapi, ke Lintang."
"Nggak," tolak Bintang seraya menggelengkan kepala. "Nggak mau, Nda."
"Bintang." Emosi Ria tersulut. "Kamu udah bikin dia dihukum sama Ayah. Jadi, kamu harus minta maaf sama Lintang!" Tatapan Ria menajam.
"Bunda, ih." Bintang mengeluhi itu. Ya, jelas saja, masa dirinya disuruh minta maaf ke Lintang.
"Bintang ..., kali ini kamu harus benar-benar minta maaf," tutur Ria agak melunak. "Bagaimanapun tuduhan yang kamu lemparkan ke Lintang itu keterlaluan banget, Bintang."
"Ndaaa, gak mau." Bintang tetep kekeh menolak.
"Bintang kok jahat banget sih sama Lintang. Lupa ya kalau nyawa kamu pernah ditolongin sama dia?" Emosi Ria kembali naik.
Detik itu juga tangan Bintang yang sempat ingin menutup pintu kamarya meluruh perlahan. "Apa, Nda? Lintang pernah nolongin nyawa aku?" tanyanya kaget. Iris cokelatnya tak bisa lepas dari wajah sang bunda.
Ha?
Ria yang selanjutnya kaget."Iya." Ria akhirnya membenarkan meski dia diam cukup lama. "Yang pas kamu kecelakaan itu. Masa kamu lupa sih?"
Bintang mengerutkan keningnya. "Kapan Bunda ngomongnya?"
Ria nanpak berpikir.
Kapan, ya?
Setelah Ria mencoba mengingatnya, dia kaget sendiri. Karena dia lupa kapan memberitahu Bintang soal pengorbanan Lintang untuk anak itu dulu.
"Kamu serius gak inget?" tanya Ria pelan. Ntah, kenapa muncul ragu dalam hatinya. Jangan-jangan dirinya belum cerita lagi soal itu ke Bintang.
"Aku bukannya nggak inget, tapi kayanya Bunda belum cerita soal itu ke aku deh."
"Masa sih?"
Bintang mengangguk. "Kayanya Bunda emang benar belum cerita ke aku," balasnya yakin.
Riam diam. Sepertinya benar apa yang dikatakan Bintang. Buktinya gak ada gambaran yang ia dapatkan saat mengingatnya tadi, meskipun sudah berusaha sekerasnya.
☆☆☆
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You Brother [Complete]
Short Story"Kenapa sih gue ditakdirin punya kembaran senyebelin dia?" -Lintang Rafka Pamungkas- "Kami kapan akur, sih?" -Bintang Rafka Pamungkas- *** #3 in short story 9/11/2017 Cover by @mikishikatoka ❤ T H A N K Y O U , B R O T H E R 2 0 1 7