Dedicated to
Tahu penyakit akhir bulan?
Dompet kering, kuota kering ;( ;( hiks hiks hiks
Jadi baru sempet apdet, dan nebeng lagi tethernya ~nasibanakkos
gpp yang penting enjoy ya
Hepi riding :*:*
Aku membalikkan tubuhku dengan perlahan. Menengok dengan ekor mataku apa atau siapa yang berani menutup pintu.
Suara langkah kaki seseorang menggema dari luar pintu kamar ini. Dengan segera, aku meletakkan kembali botol yang aku pegang dengan hati-hati. Berjinjit menggunakan heelsku seperti seorang pencuri, menuju ke kamar mandi yang berada di dalam kamar itu.
Sambil menahan nafas, aku menutup sepelan mungkin pintu kamar mandi itu dan menguncinya. Berusaha tanpa mengeluarkan bunyi apa pun.
Masih dengan menahan nafas, aku berjalan mundur beberapa langkah karena mendengar suara langkah kaki itu semakin jelas.
Dan sialnya, tas tanganku sudah kutitipkan pada Bei. Ponselku ada di sana. Sekarang aku tidak bisa menghubungi siapa pun.
Tok..tok..tok
Aku membeku. Ketukan di pintu sekarang ini lebih mengerikan daripada film horror yang pernah aku tonton. Ku palingkan kepalaku ke arah wastafel di sebelah kiriku, mencari sesuatu yang dapat digunakan sebagai senjata pertahanan. Namun tidak ada yang dapat kumanfaatkan.
Kulepaskan heels 12 centiku dan memasang kuda-kuda. Aku memang bukan pemegang sabuk hitam di bela diri mana pun. Tapi rutinitasku setiap minggu mengikuti bela diri muay thai membuatku setidaknya mampu untuk bersiaga di saat menegangkan seperti ini.
Suara pegangan pintu yang dibuka secara paksa membuatku semakin waspada.
Brakkk...
Pintu kamar mandi yang dibuka secara paksa sejak tadi akhirnya hancur sudah. Menampakkan sosok yang berbeda dari terakhir kali ku lihat.
*******
Di lain tempat, Bei sudah menunggu di dalam mobil sesuai dengan instruksi 'nona besar'nya. Merasa sudah cukup lama menunggu, akhirnya dia mengambil ponsel untuk menghubungi wanita mungil itu.
Belum dia memencet tombol panggilan, matanya terarah pada benda berkilauan di kursi sebelahnya. Pria itu mengurungkan niatnya untuk menelepon. Tangannya terulur mengambil benda berbentuk persegi panjang itu. Membukanya dan menghela nafas pelan karena ponsel 'ibu Bos' berada di dalam kotak persegi hitam berkilau itu.
Melirik ke arah Daniel Wellingtonnya yang menunjukkan pukul setengah sepuluh malam, pria itu memutuskan untuk menunggu. Jika dalam 30 menit, yang empunya clutch belum datang juga, ia akan menyusulnya ke atas. Kalau bisa, langsung menginap saja. Mungkin dia bisa mengajak wanita itu 'khilaf' dan bersedia membuka hatinya.
Masih dalam mode mengkhayal, waktu yang berjalan hingga 30 menit kemudian membuat pria itu menyadari bahwa wanita yang ditunggunya belum menampakkan batang hidungnya sesenti pun. Seperti rencananya semula, dia akan mendatangi wanita itu, sekalian saja dikurung di dalam kamar.
Sebelum kakinya melangkahkan kaki ke dalam lift, penumpang lift yang keluar membuatnya langsung memasang tampang kecewa. Wanita yang ditunggu akhirnya muncul. Gagal sudah acara 'jebakan'nya untuk 'menginap berdua di hotel'.
Bei menangkap aura wanita itu berubah. Setidaknya sejam yang lalu, aura yang terpancar dari dirinya hangat, bersahabat, dan ramah. Namun, wanita yang berjalan beberapa langkah di depannya ini malah menampilkan aura yang sangat berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Stella!
ChickLitPernah nggak kalian ngebayangin seorang cewek independen - banget- harus bergumul dengan masalah percintaan?? Apalagi dilema antara masa lalu dan masa depannya. Gimana cara dia memilih?? *note: no cast. Just find yourself in this story. Which one ar...