Usahaku sia-sia. Emailku tak terbaca oleh Lee Seok Hoon songsaenim, buktinya hilang dan aku dalam masalah besar. Namja gila ini masih saja menyudutiku disudut ruang Dekan.
"... ya.. jika dilihat-lihat kau boleh juga.." bisiknya.
"Ya.." aku mendorongnya sekali.
"Apa.." dua kali.
"Kau.." tiga kali.
"Mau mati?" dorongan keempat berhasil membuatnya terjatuh ke sofa.
Aku membalikkan keadaan. Posisinya menjadi posisiku dan posisiku menjadi posisinya.
"Ya.. Park Jihoon, kau pikir aku akan menyerah begitu saja? Hah.. ya, apa kau belum mengenal bagaimana Seora ini?" aku memaparkan smirk-ku dan tersenyum kecil.
"Aku akan membuat sosok Park Jihoon ini diketahui semua---."
"Beraninya kau mengancam---."
"Wae? Kau takut?" aku mengangkat alisku dan tersenyum seakan-akan kemenangan berada dipihakku.
"..."
Jihoon terdiam.
"Kau pernah bilang, aku akan hancur karena apa? Karena aku seorang yeoja. Apa kau tahu? Kau juga akan hancur Jihoon-ah.. why? Cause you're Park Jihoon.." bisikku.
Aku menepis bahunya layaknya membersihkan kotoran dari sana. Dan berdiri menjauhi wajahnya.
"Tidak ada orang yang tidak bisa hancur.. cha.. sekarang semuanya akan dimulai.. persiapkan saja dirimu.." aku berbalik dan hendak keluar dari ruangan itu.
"Kau pikir aku akan tinggal diam? Persiapkan dirimu juga Seora-ah.." ucapnya membuatku terhenti sejenak.
"Aku sudah siap sejak ancaman pertamamu padaku.." ucapku sembari melangkah keluar dari ruangan.
*
*
*
"..." aku bersandar di pintu sejenak dan memikirkan sesuatu."Apa yang kau katakan Seora? Kau baru saja menantang namja gila itu?!"
Aku mengusap kesal wajahku dan melangkah pergi.
Aku berjalan di sepanjang koridor sambil memikirkan sesuatu. Apa yang harus kulakukan? Aku harus secepatnya memberitahukan ini kepada semuanya. Aku tidak bisa membiarkan namja gila itu menang diatas kesalahan besarnya.
Langkahku terhenti ketika melihat sosok yeoja berambut pirang panjang itu berjalan perlahan menghampiriku.
"Uh? Neo?!" aku menunjuknya dengan tidak sopan.
"Mian.." dan aku menyadari itu.
"G-gomawo.." lirihnya kecil.
"Uh? Untuk apa?" tanyaku heran.
"Untuk pertolonganmu waktu itu.. aku sangat berterima kasih.." ucapnya sembari menunduk kecil.
"N-no problem.." jawabku gugup.
"Dan---."
"Ya.. Lee Na-sshi.. kita bertemu lagi.."
Aku menoleh kebelakang dan mendapati Jihoon. Sejak kapan dia?! Argh!
Yeoja bernama Lee Na ini pun terlihat sangat ketakutan. Aku memutuskan untuk berdiri di depannya dan bermaksud melindunginya dari namja bajingan ini.
"Mau apa kau?!" hardikku kesal.
"Aku ingin menyelesaikan masalahku dengan---."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Dream • Jihoon | ✔
Fanfictiontentang sebuah hubungan dan mimpi indah. ⚠️trashwords ⚠️violence 🔞u knwo what hmm [1]《finished》2017 ©thisiskuki_ was "Good Boy Bad Boy". Highest rank #677 in Random [250318] Highest rank #835 in Random [230318] Highest rank #814 in Fanfiction [1002...