Sweet Dream • Jihoon | ✔

Chapter 6 - Seora's Byeongari

Tit tit tit tit

Jariku dengan cepat mengetuk enam angka berbeda di layar password kamar apartemenku. Ya, aku memilih untuk tinggal di apartemen ketimbang di rumah karena suatu alasan.

"Nuna pulang.." salamku ketika masuk dan menutup kembali pintu apartemenku.

Aku berbalik dan mendapati byeongari-ku sudah terlelap tidur di atas sofa panjang berwarna peach itu.

"Aigoo.. kau menyuruhku cepat-cepat pulang hanya untuk itu? Look at this.."

Aku duduk di tepian sofa sembari sibuk mengusap surai cokelatnya.

"Hhh.."

Desahan kecilnya membuat aku menghentikan aktivitasku pada surainya.

"Uh? Nuna?"

Aigoo, aku membuatnya terbangun. Namja itu mengambil posisi duduk. Ia mengangkat tangannya ke atas untuk meregangkan otot-ototnya. Tak lupa ia mengusapkan matanya dan memastikan kesadarannya 100% kembali.

"Ugh.. nuna lama sekali.." keluhnya sembari bergelut manja di lenganku.

"Mian.. tadi nuna mampir di kedai bbq chicken dan membeli sekotak untuk makan malam," ucapku sembari kembali membelai surai cokelatnya dengan lembut.

"Ya.. nuna, aku ingin makan masakan nuna, eoh!" kesalnya.

"Ne ne ne.. arasseo.. ini hanya untuk lauknya saja, nuna akan membuatkan nasi goreng untuk pendampingnya, " ujarku membuatnya tersenyum manis.

"Whoa.. nuna memang jjang!" pujinya padaku.

"Kau sudah mandi?" tanyaku iseng.

"Belum," jawabnya.

"Mandi sana, jika tidak.. aku tak akan memasak apapun hari ini.." ujarku.

"Ya.. nuna curang.." kesalnya.

"Sudahlah, mandi saja. Nuna juga akan mandi dan beristirahat sebentar."

Aku pun beranjak dari sofa dan masuk ke kamarku.

"Nuna.."

Panggilannya membuatku menahan aktivitasku untuk menutup pintu kamarku.

"Ne?" tanyaku.

"Eomma---."

BLAAAM






Aku menutup pintu dengan keras sebelum Seonho menyelesaikan kalimatnya.

Eomma, panggilan itu membuat ubun-ubunku terbakar. Hatiku seketika panas mendengar nama itu. Eomma, dia tidak cocok dipanggil seperti itu.

*

*

*

Flashback on :

"Nuna.."

Namja itu berlari kearahku dan memelukku erat.

"Seonho-ya.."

Aku pun menghambur kepelukannya dan memeluknya balik.

Ya, saat itu umurku genap 15 tahun dan Seonho berusia 12 tahun. Aku baru kembali dari New York setelah menyelesaikan sekolah dasarku di sana dan sedang meneruskan pendidikanku di sekolah menengah pertama, tapi karena sebuah urusan kecil, aku memilih untuk kembali ke Seoul dan meneruskan sekolahku disini.