Sweet Dream • Jihoon | ✔

Chapter 26 - Try Something

*

*

Happy Reading

Jangan lupa untuk vote+comment ya~

Hargai usaha saya :)

*

*

*

 
 
“Seonho? Kenapa dengan Seonho?” tanya Jihoon padaku.

“Kau tahu? Marga Seonho bukanlah Kim, melainkan Yoo,” ucapku membuatnya terbelalak.

“Maksudmu? Kau dan Seonho---.”

“Ne, majjayo. Kami tidak sedarah,” aku membuatnya cukup kaget.

“Tapi---.”

“Dulu namaku bukanlah Kim Seora, melainkan Kim Yoora. Keluargaku mengadopsi Seonho dan membuatku merasakan rasanya punya saudara. Sayangnya, keduanya sering berkelahi dan menjadikan Seonho sebagai pelampiasan mereka. Mereka terlalu membanggakan diriku dan terus merendahkan diri Seonho, aku.. membenci mereka dan membawa lari Seonho bersamaku,” jelasku panjang lebar.

“Gosh! Jinjja?!” tanya Jihoon.

Aku mengangguk.

“Apa mereka tahu jika kau berada di Seoul?” tanya Jihoon lagi.

“Sepertinya tidak. Mereka sudah kehilangan kontak denganku selama lebih dari lima tahun, kuharap mereka tak akan pernah menemukanku di Seoul,” ucapku.

“...” Jihoon kini diam tak menanggapiku.

“Andai hyung-ku memiliki sifat sepertimu,” ucap Jihoon.

“Memangnya kenapa hyung-mu?” tanyaku kemudian.

“Dia sama saja dengan eomma dan appa-ku. Arghhhh! Benar-benar keluarga yang menyebalkan!” Jihoon mengacak kesal rambutnya sendiri.

“... Gwaenchana?” tanyaku.

“Angwaenchanago!” kesalnya padaku.

“Hah.. sepertinya lebih baik kau memperbanyak waktu istirahatmu. Aku akan pul---.”

“Tetaplah disini lebih lama lagi,” pinta Jihoon sembari menggenggam erat tanganku.

“...”

Aku duduk disampingnya. Kutatap tangannya yang masih erat menggenggam tanganku. Sangat erat.

“Ureo..” lirihku membuatnya menoleh dan menatapku.

“Mwo?”

“Ureo.. Jigeum..” pintaku.

“...”

Benar saja, kristal-kristal itu mulai berjatuhan dari pelupuk matanya. Lidahnya kelu tak mampu membuat sepatah katapun untuk dilontarkan padaku.

Aku tidak terkejut saat Jihoon memelukku dan mendekapkan wajahnya di antara leher dan pundakku. Terasa basah disana, benar-benar lembab dan dingin.

“Nuna.. appo..”

“Nuna.. eomma memukulku lagi..”

“Nuna, ini sakit sekali.. hiks..”