Chapter 19 - Hard Code

805 282 45
                                    

*
 
*
  
Happy Reading

Jangan lupa untuk vote+comment ya~

Hargai usaha saya teman :')

*

  

*

 

*
  

Ponselku sendari tadi berdering keras tapi tak kuhiraukan sampai teriakan memekikkan telingaku dipagi itu.

"YA! SEORA! ANGKAT SAJA!" teriak Woojin dari kamar mandi.

"NE.. CHAKKAMAN.." teriakku balik sembari berlari menuju ruang tamu.

Aku meraih ponselku yang kutaruh diatas meja lalu mengangkat panggilan itu.
  
  
  
"Yeobseo---".
  
 
"YA! JINJJA!".
  
  
"YA! JANGAN BERTERIAK!".
  
  
"Ya! Kau pikir ini jam berapa? Ppalliwa! Kau mau kutinggal?!".
   
   
"Chakkaman Jihoon-sshi.. Woojin sedang poop dikamar man---".
 
 
"YA SEORA! JOYEONGE!" teriak Woojin dari kamar mandi.
  
  
"Pfft! Ya ya ya ppalli!".
  
  
"Okay okay..".
   
  
  
Aku menghentikan pembicaraanku dengan Jihoon ditelepon. Dengan segera aku mengambil koper milikku yang masih dikamar dan menaruhnya diberanda depan.

"Woojin-ah.. ppalliwa.." teriakku.

"Ne.." jawabnya.
   
 
  
  
*
  
  
  
  
*
  
  
     
  
*
  
  
  
  
"Ya, kau tahu sekarang pukul berapa?" Ahn Na menatap kami tak senang. Kami benar-benar terlambat.

"Ini semua salahnya" ujar Jihoon sembari menunjukku.

"Bukan aku, dia" aku pun balik menunjuk Woojin.

"Ya, perutku sakit eoh dan aku harus menyetor bagian itu" ucapnya kotor.

"Aish.. joroknya" ujar Daniel dan Lee Na bersamaan.

"Sudahlah.. ppalliwa" ucap Jihoon tak sabar.

"Okay, okay..".
  
 
 
 
 
 
 

 

 

 
"LET'S GO!".
  
 
  
 
*
  
  
  
   
*
   
  
  
  
*
  
  
  
  
"Ugh~ masih lamakah?" tanyaku malas.

"Na molla.." jawab Jihoon.

"Ya.. tanyakan pada mereka.." gurutuku.

"Kau bodoh atau apa, hah? Tidak lihat aku sedang menyetir?!" kesal Jihoon.

"Woojin-ah.. kau saja yang tanya pada mereka" ucapku kemudian.

"Ahn Na bilang masih lama, ini kan masih di Changju. Kita harus melewati Daejeon dulu, lewat Daegu lalu baru ke Busan" jelas Woojin membuatku semakin malas.

"Ugh~ melelahkan.. kenapa tidak naik pesawat saja?" kesalku sembari berguling pelan dikursi penumpang.

"Ya, jangan seperti anak kecil, eoh!" kesal Woojin sembari menatapku tak senang.

"Hmph!" aku hanya bisa mengerucutkan bibirku dan menatapnya tak suka balik.

"Seora, kau tidak mengajak Seonho untuk ikut bersama kita?" tanya Jihoon.

Sweet Dream • Jihoon | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang