Diisi apa kepalamu wahai kau perempuan jahat, terbentuk dari mana hatimu? Bukannya telah berapa kali kuperingatkan, aku sama sekali tidak menikmati kedekatanmu dengan kekasihku. Aku muak dengan caramu yang berlindung dari kalimat "sebatas hubungan pertemanan".
Baiklah aku paksa saja percaya jika kau memang tidak mengharap lebih dari kedekatan kalian. Tapi sungguh, benar-benar sesusah itukah kau menjaga jarak meskipun aku telah mengemis-ngemis dan memohon begini? Ataukah memang kebahagiaanmu harus berangkat dari kesedihan orang lain?
Mungkin memang betul kekasihku yang mulai merayu, dia pula yang mengejarmu, dia yang tergila-gila dengan pesonamu. Lalu apakah dengan semua sikap itu kau kehilangan alasan untuk tetap menjauh dan tau diri?. Apakah serius, kamu bisa damai menikmati perhatian seseorang yang kau tau hatinya masih dan telah lebih dulu dimiliki orang lain? Kalau iya, berarti sudah sepantasnya kau lapang menerima penyimpulanku, jika kau rela menginjak harga dirimu sendiri demi menempatkan cinta sebagai prioritas.
Kau punya kuasa mengataiku berlebihan, menjulukiku kekanak-kanakan karena reaksiku yang begini. Terserah. Amarahku tidak akan mengecil hanya karena pengartianmu itu. Sikapku tidak akan berubah menjadi baik cuma karena kau berbalik menyalahkan caraku. Selama permohonanku tidak kau lakukan, maka begitu juga dengan yang aku tafsirkan akan tetap sama. Kau adalah wanita pemungut cinta dengan segala kotorannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary mantan
General FictionSebuah diary atau catatan-catatan hati seorang mantan yang dimulai ditulis tepat saat hubungan mulai berakhir.