Seperti dimalam sebelumnya selepas kepergianmu.
Aku kembali berurusan dengan hati. Dia membrontak mencari-cari sosokmu yang juga belum kembali.Sepertinya dia masih belum terima akan hilangmu yang secara tiba-tiba. Padahal sudah berulang kali kujelaskan alasan-alasan kepergianmu, Meyakinkan dengan janji-janji manis bahwa akan ada yang lebih baik sebagai pengganti.
Tapi semuanya hanya berujung percuma. Semakin kupahami-hati semakin dia menyiksa. Menamparku dengan kenangan, menyekapku dengan rindu. Hingga sepi puas mengolok-olokku.
Setiap perasaan itu datang. Menangis adalah satu-satunya pilihan yang bisa kulakukan. Setidaknya ini caraku menumpahkan kecewa dan menyatakan kalah. Caraku membenarkan pada semesta jika sakit ini adalah murni kesalahanku sendiri.
Aku ingin lepas dari keadaan ini. Keadaan yang begitu memojokan. Andai ini sebuah pertandingan, maka akulah yang lebih dulu menyatakan mundur. Aku Kalah !
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary mantan
General FictionSebuah diary atau catatan-catatan hati seorang mantan yang dimulai ditulis tepat saat hubungan mulai berakhir.