Putus

545 18 0
                                    

Malam ini aku masih meringkuk dikamar mencoba mencerna atas kejadian kejadian mensesakkan yang hingga kini belum mampu diterima oleh logikaku. Kehilanganmu - Pria yang menemaniku beberapa tahun lebih kemarin.

Kurang lebih 4 jam yang lalu, Hpku berdering sebuah sms darimu datang. Isinya tidak seperti chat-mu kemarin-kemarinnya yang mengingatkan untuk ini itu. Singkat saja, kau memberitahu jika hubungan kita sudah sebaiknya untuk diakhiri dan kau berterimakasih sekaligus meminta maaf untuk semuanya.

Aku tersenyum geli membacanya, mencoba untuk tenang meskipun hati sudah sibuk menyumpahi. Dengan di penuhi emosi yang mermuncak kuhubungi kembali nomormu untuk memperjelas maksud dari semuanya. dan di balik telepon itu, terdengar seperti dipenuhi ketenangan kau berusaha meyakinkan jika perpisahan ini adalah bukan ujung dari semuanya, katamu ini adalah jalan terbaik untuk semua yang kita mimpikan. Kau berusaha mengindahkan semunya dengan kata-kata manis. Tak ada yang kucerna baik ucapanmu, yang kutangkap kau hanya ingin semuanya berakhir. Dan itu jelas tidak bisa kuterima apapun alasannya. Namun aku masih punya harga diri, aku tidak mungkin berlanjut mengemis sedangkan aku tau kenyataannya sudah tidak ada yang kau harap dariku.

Andai dari kemarin aku tidak sedikit pintar menenggelamkan ego. Kupastikan aku yang lebih dulu memilih mundur. tapi demi semua yang telah kita lalui, atas semua yang telah kita korbankan aku mencoba untuk tidak mempermasalahkan lebih lanjut. Kuiklaskan diri untuk dicap bodoh sebab memilih bertahan, Kupaksakan hati untuk tegar dan menanti permintaaan maafmu agar kemudian hubungan kita bisa baik-baik lagi seperti bisanya. Namun, sekarang kesabaran itu kucukupkan. Sms dan sikapmu di siang tadi cukup mampu mematahkan harapku seluruhnya. Kepedean bahwa kau pasti akan memilih aku dari pada dia lenyap ditelan kenyataan.

Sayang. sekali lagi, serius kamu lagi tak bercanda?

Diary mantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang