Kita memulai hubungan ini dengan perasaan yang sama. Saling mencintai.
Kita memulai hubungan ini dengan baik sekali. Kita berjanji untuk saling menjaga dan saling membahagiakan satu sama lain.
Kita sama sekali tidak pernah berniat untuk kemudian berpisah apalagi saling menyakiti. Yang kita tau hanya untuk memperjuangkan rasa yang telah menyatukan kita. Kita berkomitmen untuk terus bersama-sama sebesar apapun cobaannya. Karena saat itu kita meyakini untuk mepertahankan hubungan, kita hanya perlu sedikit berjuang dan saling mempercayai. Hingga tiba saatnya kita mulai lupa dan malas mengingat yang menjadi alasan kita dulu memulai. Alasan kita pernah merasa begitu dekat.
Semakin kesini kita lebih sering mendengarkan kata-kata yang saling sibuk menyalahkan dari pada memotivasi satu sama lain. Dari hal kecil bisa saja menjadi bahan pertengkaran kita. Hanya saja sebesar apapun pertengkaran sebisa mungkin aku berusaha untuk meredam, semarah apapun aku dengan kamu aku juga tidak ingin hubungan kita berakhir.
Namun sepertinya aku keliru. Aku pikir kamu hanya sedikit lelah sehingga sangat sensitive untuk meributkan hal-hal kecil diantara kita. Tapi nyatanya bukan. Ada alasan lain dibalik itu. Kau sedang memperjuangkan orang lain yang mengharuskan kamu mengeluarkanku dari hidupmu. Pertengkaran kita hanya caramu membuka jalan agar aku segera melangkah jauh dari kamu.
Jangan mencoba pura-pura lupa. Aku tau ingatanmu masih baik. Coba sadari sekali lagi, lihat aku. Perhatikan semua bagian diriku. Ingat, aku wanita yang pernah dengan hormat kau sambut datang dihidupmu. Kau pernah memohon-mohon agar aku bisa menerimamu memilikiku. dan Kau pernah juga menangis dihadapanku agar aku tetap setia bersamamu, mempertahankan hubungan kita.
Ingatlah, wahai lelaki brengsek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary mantan
General FictionSebuah diary atau catatan-catatan hati seorang mantan yang dimulai ditulis tepat saat hubungan mulai berakhir.