Melalui layar handphoneku, aku membisu memandangi foto seorang wanita yang kau bela habis-habisan belakangan ini. Lama, hingga diotakku telah menumpuk pertanyaan-pertaanyaan yang menagih segera dijawab.
Aku sangat penasaran tau, pengorbanan apa yang telah dilakukan wanita itu sampai rela melengser tempatku dihatimu. Kira-kira masa depan seperti apa yang kau lihat darinya hingga aku harus kau korbankan menjadi yang tersakiti. Dan juga mengenai ketulusannya, sebesar apa yang ia punya hingga mampu membuatmu buta melihat caraku yang bertahan meski sedang diterpa badai kekecewaan.
Memang tak terbantahkan dia memiliki paras yang lebih menarik dariku. Tapi jika itu harus kukaitkan dengan alasanmu mendekatinya, rasanya terdengar lucu. Sebab sebelumnya ada banyak teman-temanmu yang sama menariknya bahkan lebih dari dia tapi kau masih bangga mengakuiku ditengah-tengah mereka. Kau malah pernah mewajibkan aku harus berkenal baik dengan semua teman-temanmu. Kau pula yang telah mengajariku bagaimana indahnya hubungan jika saling terbuka satu sama lain.
Aku tidak pernah membatasi pergaulanmu dengan wanita diluar sana tetapi entahlah khusus untuk dia aku sepenuhnya mengecualikan untuk yang kau kenali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary mantan
General FictionSebuah diary atau catatan-catatan hati seorang mantan yang dimulai ditulis tepat saat hubungan mulai berakhir.