Tiba-tiba saja kenangan datang menghatamku tanpa ampun, semua apa yang terjadi seolah berbalik arah meyalahkanku, aku diludahi oleh penyesalan yang tak berarti. Aku kehabisan cara untuk membuat semuanya kembali baik-baik saja.
Terlambat sudah. Kepergianmu sudah sangat nyata. Tenggorokanku serak dipaksa menelan kenyataan bahwa benar perihal rasamu memang tidak lagi bisa dipaksakan, berteman adalah pilihan satu-satunya untuk kita.
Aku seperti ingin teriak kencang setiap mengingat kalimat yang kau lontarkan, "Semuanya telah berubah karena aku sendiri penyebabnya, kau tidak bisa lagi denganku, kau tidak bahagia dengan sikapku yang katamu keterlaluan". Bagaimana bisa apa yang kau rasakan sekarang berbanding jauh dengan rasa sayang yang terlanjur tertanam di setiap bagian diriku. Tentang dirimu yang tidak bisa kulepaskan ?.
Semuanya memang berangkat dari ego dan kesalahanku. Kecurigaanku pada setiap gerakmu, Ketidakpercayaanku pada setiap penjelasanmu. Dan amarahku yang selalu diawali dari tuduhan-tuduhan kecil yang tidak berlandas. Tetapi andai kau tau, andai pengorbanan ini kau lihat dari sisi yang sebenarnya, maka kau akan temukan sebuah ujung "Semuanya demi dirimu, demi kita agar selamanya tetap begini".
Jika saja kau masih bisa merenung, tidakkah kau menyayangkan untuk usia hubungan ini, lamanya waktu yang telah kita buang untuk saling memperhatikan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary mantan
General FictionSebuah diary atau catatan-catatan hati seorang mantan yang dimulai ditulis tepat saat hubungan mulai berakhir.