Sampai kapan kira-kira kekuatanku akan bertahan, sedangkan aku dipenjara oleh rindu untuk batas waktu yang tak ditentukan?
betulkah aku akan tetap baik-baik saja sedangkan yang kutelan tiap harinya adalah sebuah kenyataaan pahit?
dan bagaiaman luka di hatiku, bisakah segera pulih sedangkan aku mengobatinya hanya dengan kepasrahan?
Mereka mencoba menghiburku dengan berbagai kalimat-kalimat motivasi, tetapi luka dihati menolak mentah-mentah semuanya. Yang kutau perih ini hanya mampu diobati oleh dia. Ucapan-ucapan yang terdengar bijak itu sama sekali tak mempengaruhi apa-apa. Aku tak suka mereka yang seakan paling tau rasa sakit yang kurasa dan memaksaku segera melupa. Padahal mereka paham jika ikhlas tidak segampang manusia berkedip.
Yang kutakutkan, akan banyak bagian hidupku yang lain ikut terganggu hanya urusan ini. Waktu belajar dan tidurku saat malam, fokusku saat kuliah, perhatianku kepada kelaurga dan teman-teman sekitar. Aku takut semuanya ikut terbawa hanya karena masalahku bersama dia. kalau cuma hitungan minggu, mungkin tidak masalah. Cuma..
Sering sekali aku berbisik kepada sunyi, Tidakkah hukuman rasa ini terlalu berat untuk aku yang merasa cuma korban?
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary mantan
General FictionSebuah diary atau catatan-catatan hati seorang mantan yang dimulai ditulis tepat saat hubungan mulai berakhir.