“Apakah yang kita lakukan ini benar paman?” Ujar Sintha sembari memandang birunya laut yang menyatu dengan langit cakrawala.“Ya, benar!” Ujar Warman sembari mengasah goloknya dengan batu berminyak. “Engkau harus menikah dengan salah satu pangeran suku Amuntai. Lalu setelah tahu engkau ratunya, kita akan menyerang Jawadwipa dan mengembalikan kembali tahtamu.”
Sintha terdiam. Ia menikmati sejenak desiran angin yang menyentuh rambutnya yang terikat rapi. Matanya bulat besar dan pipinya sedikit lebar, namun parasnya cukup cantik jika dibandingkan dengan para gadis Kedaton. Namun ia tak pernah tinggal disana. Hidupnya berada di kedalaman hutan Batara bersama para pengikut setianya, atau lebih tepatnya pengikut ibu dan pamannya.
Perawakan Sintha cukup lugas dengan lengan yang sedikit lebar dan paha yang jenjang. Ia mengenakan pengikat di kembennya sehingga buah dadanya tak terlontar ketika ia bergerak. Kain jariknya hanya sebatas lutut sehingga tak menggangu pergerakan kakinya. Di sampingnya, busur panah dan anak panah selalu terjaga. Lalu sebilah belati untuk melindungi jika pertarungan berada di dalam jangkauannya.
Matanya setajam elang dan gerakannya secepat macam kumbang. Tak pelak, ia dijuluki Macan Kumbang Betina dari Batara. Usianya sudah menginjak 27 tahun namun belum sekalipun ia merasakan hangatnya seorang pria. Ibu dan pamannya berdalih, ia adalah seorang putri Prabu dan seorang pria ningrat kelak yang akan menikahinya, bukan berandalan hutan yang tak memiliki kehidupan.
Sintha dan kelompoknya disebut sebagai brandalan Batara. Mereka tinggal di pucuk pepohonan dan sesekali turun jika ada mangsa mendekat. Dahulu ibunya yang memimpin, namun Sang ibu tewas, lalu digantikan pamannya. Pamannya adalah adik setia dan bersumpah akan mengembalikan tahtanya kembali. Namun mereka hanyalah segerombolan brandal yang jumlah tak lebih dari satu kompi.
Sintha dan beberapa pengikutnya sedang dalam pelayaran menuju Borneo. Sebuah pulau besar dengan banyak penguasa hidup disana. Sang paman, Warman mendengar berita bahwa Kepala Suku Amuntai sedang memilih pasangan untuk putra pertamanya. Sehingga Sintha akan mengikuti sayembaranya.
“Tetapi, bagaimana jika mereka tak mau mengikuti perkataan kita!” Sergah Sintha yang berdiri kasar di atas dek kapal. Ia sekarang berbicara dengan pamannya yang terfokus dengan goloknya.
“Tenang saja! Suku Amuntai adalah yang terbaik dan terbesar di daratan Borneo sana, suku-suku lain akan mendengar perkataan sang kepala Suku Amuntai yang akan jatuh kepada suamimu kelak.” Jawab Warman.
Sintha enggan mendebat sang paman lagi. Pikirannya kacau balau ketika mendengar ia harus dikawinkan dengan salah satu suku terbesar di daratan Borneo. Sesungguhnya Ia sendiri tak tahu bagaimana caranya menjadi seorang istri. Sedari kecil hidupnya terlunta-lunta dihutan Batara. Hidup berpindah-pindah untuk menghindari para prajurit Kedaton yang selalu membayangi. Namun selama ini, ia yakin bahwa perkataan sang ibu benar adanya. Wajahnya mewarisi ayahnya dan kecakapannya mewarisi sang ibu.
Sang ibu berpesan padanya, bahwa ayahnya adalah Aryawangsa, Prabu Kedaton Ardaka dan penguasa Jawadwipa. Dahulu ibunya menjalin cinta terlarang dengan sang Prabu yang masih berupa pangeran. Namun sang Prabu menolak dan membuang Ibunya ketika masih mengandung dirinya. Lalu sang pangeran Aryawangsa dinikahkan dengan seorang Raden Ayu dari keluarga ningrat. Tak ada harapan bagi sang ibu saat itu. Lalu sang paman yang kala itu menjadi seorang perampok memberinya sedikit harapan, sang paman berjanji akan membalaskan dendam kepada penguasa Ardaka, karena telah membuang adik beserta Sintha yang masih berbentuk janin di dalamnya.
Pengejaran besar-besaran dimulai ketika tersiar kabar bahwa Warman mengambil alih ibunya. Lalu mereka melarikan diri ke hutan Batara untuk bersembunyi. Sesekali mereka ke kota untuk mencuri dan merampok, lalu kembali lagi. Maka dari itu mereka disebut brandalan Batara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Putri
FantasiWarning!!! 21+ berisi kata-kata vulgar yang tidak pantas bagi pembaca di bawah umur. Kesamaan nama, tempat dan kejadian hanyalah kebetulan belaka. Ratna, gadis bengal yang terlibat hubungan terlarang dengan seorang teman kecilnya. Padahal ia adala...