Ratna
Tak ada yang dapat dilakukan Ratna ketika berada di dalam kereta pedati itu. Arak-arakan pedati memanjang menyurusi Jalur Keprabuan. Ruangan di dalam kereta pedati cukup pengap karena hujan enggan melanda. Ratna hanya dapat berbaring, duduk, atau terkadang ia membuka jendela dan menatap jajaran pepohonan yang tiada habisnya.
Jalur Keprabuan menghubungkan dari Jawadwipa sebelah utara, ke tengah hingga ke timur jauh menuju teluk Rabaya. Disanalah arak-arakan Prabu akan berlabuh, namun sebelumnya mereka akan berkunjung ke Antanapura dan Arundaya, lalu ke Yudanta.
Butuh waktu tujuh hari tujuh malam untuk sampai ke Antanapura. Sedangkan saat ini perjalanan sudah mencapai hari ke keempat. Ratna mulai bosan dengan jamuan makan seadanya karena arak-arakan harus berhenti ditengah hutan. Ia juga mendambakan guyuran air yang dapat membersihkan seluruh peluhnya.
Malam itu, Ratna duduk ditemani beberapa dayang-dayang setianya. Ketika malam tiba, arak-arakan harus terhenti karena gelapnya jalan. Ratna mengetahui bahwa si Buyung juga mengikuti perjalanan menuju Yudanta, namun Buyung disibukan dengan kuda-kudanya. Hal itu hanya membuat Ratna bermain mata saja. Ratna dan Buyung tak sebodoh yang dikira. Mereka memainkan peran mereka masing-masing sehingga tak menimbulkan kecurigaan. Prabu dan Ratu berada di kereta yang berbeda, namun tak khayal para pengawal akan memergoki Buyung dan Ratna jika mereka bertindak bodoh.
Malam yang sunyi itu, Ratna berada di dalam kereta kudanya. Para dayang mengibaskan kipasnya ke arah Ratna karena udara sangat panas di malam ini. "Apakah tak ada sungai d sekitar sini, mbok?" keluh Ratna kepada para dayangnya.
Sang dayang menunduk sembari menjawab, "ada Raden ayu. Namun terlalu berbahaya jika malam seperti ini."
Ratna hanya terdiam ketika para Dayang itu menolak keinginan Ratna. Sudah tentu mereka tak akan membiarkan majikannya berada diluar jarak pandangnya. Perjalanan ke Yudanta menembuh jarak satu purnama lamanya, belum lagi musim kemarau yang melanda membuat kerbau-kerbau penarik pedati cepat lelah. Tentu saja para pelancongnya juga lelah.
Hari ketujuh perjalanan, mereka memasuki gerbang Antanapura. Sebuah Kadipaten yang berada dibawah kekuasaan Ardaka. Sesuai rencana perjalanan, mereka akan menginap dua malam di Antanapura. Kereta-kereta pedati panjang beserta barisan prajurit yang mengusung Prabu Aryawangsa tertatih ketika memasuki gerbangnya. Antanapura berada di sebelah timur Kedaton Ardaka, wilayahnya subur dan selalu mengirimkan buah-buahan segar sepanjang purnamanya. Antanapura dipimpin oleh seorang Adipati yang uzur usianya, yaitu Adipati Ragil Kejora. Usianya sudah menginjak 90 tahun, namun ia tetap mengingat wajah Prabu Aryawangsa yang terlihat jauh lebih muda ketimbang Raden Adipati Ragil Kejora.
"Selamat datang di Antanapura, Prabu Aryawangsa beserta keluarga. Maaf, kakiku sudah terlalu renta untuk menyambut kedatangan Paduka." Sapa Raden Ragil dengan sisa getaran suaranya. Dimanapun ia berada, selalu ada empat orang pengusung tandunya.
"Tidak perlu minta maaf Adipati, kami hanya ingin mampir dua malam saja. Kerbau dan kuda kami terlalu lelah jika langsung berjalan ke Yudanta." Jawab Adipati Aryawangsa. Ratu Padmi dan Ratna hanya terdiam menatap Adipati Ragil yang tua.
Ratna membatin, berapa usianya? Apakah ia tidak berencana untuk pensiun.
Lalu Ragil si adipati tua berbicara, "Sungguh disayangkan, paduka. Seharusnya putrimu dijodohkan dengan putraku yang paling bungsu, ia gagah berani dan baru saja menamatkan ilmu silatnya. Kuharap paduka memikirkan lagi tentang perjodohan dengan putra Raden Abikusno?"
Apa!? Begitu mudah para pria ini menunjuk pasangan hidupku! Apakah tidak ada cara lain untuk mencari pasanganku? Ratna menunduk sembari mengumpat dalam hatinya. Ia mungkin akan tertawa jika dipertemukan dengan putra Raden Kejora.
![](https://img.wattpad.com/cover/122543896-288-k199037.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Putri
FantasyWarning!!! 21+ berisi kata-kata vulgar yang tidak pantas bagi pembaca di bawah umur. Kesamaan nama, tempat dan kejadian hanyalah kebetulan belaka. Ratna, gadis bengal yang terlibat hubungan terlarang dengan seorang teman kecilnya. Padahal ia adala...