Bab 32

2.2K 96 0
                                        

***

"pagi dedek miko." gue mencubit pipinya gemes.

dia mengerucutkan bibirnya khas anak kecil, ketika gue mendaratkan bokong di meja makan.

kemana semua orang?

"miko, tante dinara mana?" gue tidak menyebut nama byan, gue masih ingat kemarin malam dia tersenyum sinis ke gue.

"mama pergi,  itu kakakku."miko menunjuk byan yang berada di ruang tamu, dia sedang membaca buku.

itu otak gak penuh apa diisi mulu sama bacaan, bahkan di hari minggu seperti ini? heran gue, berapa Gb sih penyimpanan otak byan?

dan hey! si sialan miko ini, menunjuk kakaknya, padahal gue gak mencari byan, mana bocah tengil ini nyebut kakaknya pake acara mengeraskan volume suaranya lagi, alhasil byan menengok kearah kami dengan tampang datar.

gue membuang muka.

"miko, nanti kalo tante dinara nyari gue, lu bilang gue lagi keluar ya?" miko mengangguk patuh.

"emang mau kemana tante?"

aiss! miko ini seperti jelmaan byan, mulai sibuk kepoin kemana gue pergi, bocah kurang ajar ini masih manggil gue tante! sue!

"mau have fun, sumpek di rumah terus suasananya horor banget miko, gue merinding kalo dirumah terus." gue melirik byan yang duduk di sofa membelakangi ruang makan, sembari berbicara dengan nada keras yang menyindir.

"memangnya dirumah ada hantu, tante?" miko mulai menatapku serius.

"tuh disana" gue menunjuk byan.

"kakak, kata ta..mpphhhpp." gue menutup mulut sok polos bocah kurang asem ini.

astaga! hello... cah cah,  sekalian aja lu umumin ke fans byan, biar gue di grebek fans fanatik byan di sekolah.biar detik ini juga, gue dibasmi dari peradaban dunia.

byan menghampiri gue.

"lu mau bunuh adik gue?lepasin tangan lu dari adik gue" ucapan pertama kali byan semenjak kejadian dari bali.

dan sialnya! perkataan byan tidak bersahabat sama sekali.

"biasa aja kali, ini gue lepasin!" gue berdiri, malas lama-lama berhadapan dengan byan, nguras emosi.

dia mencekal pergelangan tangan gue.

"tunggu, lu mau kemana?" gue menghela nafas, lalu membalikkan badan.

"lu gak amnesia tentang ucapan lu di bali khan byan?" dia seketika melepaskan cekalannya dari tangan gue.

byan! kenapa cowok seperti dia susah banget buat gue pahamin sikapnya?

***

Sekarang gue berdiri paling depan diantara ribuan penonton,yang sedang menyaksikan pertunjukan konser sam smith.

pertunjukan dimulai, gue terdorong ke depan karena beberapa orang berdesakan ingin maju kedepan, melihat wajah sam smith secara live.

"eh, santai dong men! lu gak lihat ada cewek di depan lu!" gue mendongak.

astaga, byan? dia ngelindungin tubuh gue? bukannya, dia bilang muak sama gue? apa maksudnya dia datang kesini?

please seseorang, tolong buat gue paham dengan orang seperti byan!

gue lihat beberapa cowok mundur ke belakang dan memberi ruang buat gue dan byan berdiri tanpa berdesakan.

"lu ngapain kesini?" gue memasang tampang datar.

"lu gak lihat gue nonton? lagipula tiket itu, dari gue khan? apa hak lu ngelarang gue buat nonton?" byan berpindah ke samping gue, setelah tadi, berdiri di belakang gue.

gue menghela nafas. mengalah pilihan terbaik, flo!

semakin malam, suasana di tempat konser ini semakin dingin, gue menikmati pertunjukan dengan kedinginan ditambah aura dingin dari byan, rasanya sekujur tubuh gue menciut kedinginan.

bodoh flo! kenapa lu lupa bawa jaket?dan hanya mengenakan kaos pendek?!!arghhh...

gue dicolek oleh byan, lalu gue menengok ke arah dia, yang dengan kejam langsung melempar jaket miliknya, dan untungnya gue sigap menangkap serangannya.

"pakai!"

"gak butuh" gue melempar kembali.

cih.. ogah! setelah perlakuan lu kemarin, lu mencoba menyentil hati gue lagi dengan sikap sok manis lu itu? big no! byan!

pertunjukan selesai dengan penutup yang luar biasa dari sam smith.

cukup mengibur walaupun gue kedinginan setengah mati disamping byan yang menebar hawa dinginnya juga.bahkan rasanya gigi gue ikutan ngilu akibat hawa dingin disini.

semua orang sudah beranjak pergi setelah pertunjukan selasai, byan mencegat langkah kaki gue dengan berdiri di depan gue.

"lu pulang bareng gue, tadi nyokap gue nyuruh nemenin lu kesini." dia berkata tanpa ekspresi apapun, benar-benar tidak terbaca.

gue menghela nafas lelah. gue memutuskan menaiki mobilnya.

tidak ada suara diantara kami sampai kami tiba di dalam rumah.

"kalian sudah pulang? aduh tante khawatir, kamu belum pulang juga, flo, miko cuman bilang kamu nitip pesan pada tante mau keluar, tapi ini udah malem banget nak, jangan sering keluar malem sendiri ya, gabaik buat anak gadis seperti kamu, untung ada byan yang tante suruh nyari kamu." ucap tante dinara panjang lebar setelah gue masuk kedalam rumah bersama byan.

"iya tante, maaf ya tante." gue tersenyum kikuk, merasa tidak enak pada tante dinara, ini kebiasaan buruk gue yang kebawa sampai di rumah ini.

bodoh lu, flo! harusnya gue bisa ngubah, tapi bukankah tidak secepat membalikkan telapak tangan? tante nadira bener. huft!

dulu, gak ada yang peduli, gue mau ngapain aja, sekarang keadaan berbeda dan gue gak boleh menyamakan hal itu.

tapi bagaimana gue menjelaskan tentang pekerjaan gue yang selalu dinilai salah oleh semua orang? mereka belum tau, kenapa gue bisa sampai senekat ini masih mempertahankan pekerjaan gue.

"kamu pasti capek khan?"gue mengangguk ketika tante nadira bertanya pada gue.

"ya sudah, ke atas gih istirahat nak" gue mengangguk.

gue lihat byan sudah berlalu sejak tadi tanpa gue sadari ketika, tante nadira bertanya pada gue.

gue menaiki tangga, membuka handle pintu.

gue langsung berbaring di tempat tidur, menatap langit-langit kamar gue.

jadi, byan datang ke sana bukan atas kemauan dia? tapi kemauan ibunya? arghh tau ahh bodoh! dia bilang kemarin muak! kenapa byan selalu datang dan pergi sesuka hatinya?

dasar makhluk egois!

Ms. Dj  Vs Mr. PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang