Bab 36

2.2K 94 0
                                    

***

Saat tiba diparkiran dimana pesta ini berlangsung, gue langsung menghempaskan tangan gue dari genggaman byan.

"Byan, Apa-apaan sih lu! Bersifat kekanakan, lihat tadi kita jadi bahan tontonan karena sikap lu, acaranya bahkan belum selesai, kita tamu, apalagi gue ngisi acara byan! Ini sama saja kita gak ngehargain tuan rumah! lu pulang sendiri gue masuk!!'' Tuturku Ingin beranjak meninggalkan byan yang terpaku sejak tadi.

Saat gue membalikkan badan terdengar suara pukulan nyaring, gue membalikkan badan, seketika mata gue melotot, byan memukul Atap mobilnya.

Gue berlari kearahnya, panik? tentu saja! byan, Hari ini kurang waras, lihatlah sekarang, dia melukai tangannya sendiri sampai berdarah.

gue meraih tangan byan yang berdarah "Byan tangan lu, Yaampun!" gue mendecak sebal.

Namun, tak gue sangka byan mengibaskan tangannya ketika gue sentuh.

Dia tidak berbicara sepatah kata pun,bahkan tidak memperlihatkan ekspresi kesakitan, Byan berlalu saja masuk kedalam mobil.

Kalau sudah begini, mau tidak mau aku harus pulang bareng byan!!

Di dalam mobil, suasana tiba-tiba berubah menjadi amat sangat mendebarkan, Tak ada tutur kata, Byan Bahkn tidak menolehkan kepalanya untuk melirik gue, dia menyetir mobil dengan tangan berdarah.

Tetesan demi tetesan darah segar dari tangan byan berjatuhan, Bagaimana bisa byan bahkan tidak memekik kesakitan saat memukul atap mobilnya?

Seperti tetesan darah yang mengucur dari tangan byan, seperti itu pula tetesan Bening yang mengalir dari kelopak mata gue.

Sakit? tentu saja, Hati gue rasanya terkoyak melihat keadaan tangannya.

Mobil sudah memasuki Area Rumah Tante dinara. gue turun dari mobil, menunggu byan memasukkan Mobilnya dalam garasi.

Byan Mendahului gue masuk padahal gue sengaja menunggu dia.

"Byan, tunggu!!" gue mengejarnya masuk kedalam.

dia berjalan terus tanpa henti, gue mengejar sampai di tangga, gue memeluknya dari belakang, masa bodoh dengan gengsi gue sekarang!!

"Maaf, Gue emang keras kepala" Ucap gue, dan gue mendengar suara helaan Napas dari byan, dia membalikkan badan.

Gue menundukkan Kepala, Lalu menyentuh Tangan Byan, setetes air Mata lolos lagi.

Bisakah air mata gue berhenti mengalir di depan byan!!

gue menarik Byan menuju ruang tamu, Menekan pundaknya untuk duduk.

"Tunggu sebentar, gue obatin dulu," gue menghapus Jejak air mata ini.

Kenapa gue jadi secengeng ini melihat keadaan byan seperti itu? Apa karena gue merasa bersalah? Tidak! gue rasa bukan karena itu, tapi karena gue mulai menyukai byan.

Gue Membawa Kotak P3K dan Sebaskom Air, Gue mencuci terlebih dulu Darah yang masih melekat di sela-sela jarinya, setelah mensterilkan, gue mengolesi betadin, lalu Membalut lukanya, gue amat telaten mengobatinya, tanpa melirik ekspresi yang saat ini ditampilin byan.

"Flo?" Gue mendongkakkan kepala, suara bass pertama kali Byan tertangkap oleh pendengaran gue setelah dari pesta tadi.

" Iya?" Tatapannya sangat serius, sangat berbeda dari biasanya.

" Mulai sekarang dan seterusnya, gue gak bakal bikin lu bingung lagi sama sikap gue," Dia menepuk puncak kepala gue, berdiri lalu berlalu menaiki anak tangga.

gue masih bergeming ditempat yang sama.

Apa maksud perkataan byan?

***

"Woy, Nyonya besar, Ngelamun aja disamber petir ntar tau rasa," Ucap Alden mengagetkan gue.

Gue sejak tadi memikirkan ucapan byan kemarin malam, tadi pagi byan sangat pendiem dari biasanya, Biasanya dia akan mengomel jika gue telat keluar rumah, tapi tadi tak ada sepatah-katapun Ucapan yang keluar dari bibir byan.

"Hello, Back to earth." Alan menimpali.

mereka menumpu dagu didepan mejaku sambil memandangi gue.

"Apasih kalian ganggu aja! Gada kilat mana bisa nimbul petir, Udung! Ngawur aja kalian, Balik Ketempat!!" aku menatap mereka tajam.

Mereka saling berpandangan lalu menatap horor kearahku dan melangkah ke bangku mereka masing-masing.

" Kantin yuk, Flo?" Ardella menarik tangan gue.

kami tiba di kantin sekolah.

" Eh, Ada gosip baru nih, kalian udah denger gak?" Ucap gadis Berponi di belakang gue, ketika gue baru saja mendaratkan bokong.

Dasar tukang gosip. gue membatin.

"Emang Bener, Ya?" gue gak tau itu suara cewek yang mana lagi, soalnya mereka berada dibelakang gue, gue cuman denger suaranya, karena mereka menggosip dengan suara keras.

"Benarlah, Potek gue potek, Kak Byan Dan Kak Tari Jadian, mana mereka serasi lagi, ahh kesel deh."

gue termangu sesaat, Ahh, tidak mungkin, Flo! itu hanya gosip, Hanya Gosip!!

Saat gue menggelengkan kepala, Dan menghembuskan Napas kasar.

Byan datang dengan Tari-Tarian, melewati meja gue, Byan menatap lurus kedepan, dia tidak menengok sedikitpun ke gue.

Pandangan gue tidak putus barang sedikitpun dari mereka, Seolah mereka adalah titik menarik yang tidak bisa diabaikan.

" Tar, Mau Makan apa?" byan menatap Tari dengan senyuman lembut yang terpatri diwajah putihnya.

" Samaan aja deh," Senyum Tari Sok lembut, Byan mengacak rambut tari.

"Apa yang kubilang mereka pacaran khan hiks," desis dari sekumpulan cewek di belakang gue.

Jadi ini Maksud lu kemarin, Byan? Cukup jelas untuk gue mengerti.

gue menundukkan kepala, Rasanya Seperti ditusuk sedikit demi sedikit oleh tajamnya jarum, Nyeri dan begitu sakit.

"Flo?" Ucap Dania, gue menatap wajahnya, Lalu tersenyum, Ardella Menatap gue dengan Tatapan seakan menyuruh gue untuk kuat.

"Gue pengen Ke kelas, del." gue berdiri dan berjalan ke kelas.

Lu berhasil byan! lu berhasil bikin gue gak bingung lagi!! Harusnya kemarin lu perjelas aja, Setidaknya, Dengan begitu gak bakal sesakit ini saat melihat lu dengan tari-tarian dan akan siap menerima kenyataan, byan!!







Ms. Dj  Vs Mr. PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang