Bab 31

2.2K 100 0
                                        

***

"flo, lu lama nggak muncul, kemana aja?" ucap Andita saat gue baru saja mendaratkan bokong dikursi bartender dalam club ini.

sekarang gue berada di club, tadi gue berpisah sama triple Al dan ardella, gue pulang duluan lalu ke club ini sebelum itu, gue sempat mengganti seragam gue dengan kaos pendek dan juga celana jeans.

lagian, toh! byan juga nggak peduli sama gue.

"sorry, itu karena sepupu gue kemarin-kemarin ngelarang gue ini itu, tapi gue bakal sering kesini kok, gue bakal nuntasin pekerjaan gue." gue menghela nafas.

"lu kenapa flo? tidak biasanya muka lu semenyedihkan ini." andita meneliti wajah gue.

"kadal gue hilang,dia di culik nenek lampir." gue berujar sambil menyeruput es jeruk.

"ha?maksud lu, kadal itu yang cowok yang pernah nyeret lu keluar dari sini?dia emang siapa flo?"andita mengerutkan dahinya.

"iya, dia sepupu gue, sudahlah males bahas dia, btw tumben sepi?." gue mengedarkan pandangan ke segala penjuru ruangan club.

"iyalah sepi, kagak ada lu, lama-lama tutup dah ini club, mana bos marah-marah terus ke gue, flo, lama-lama gaji gue bisa dipotong" andita berwajah sendu.

"cup cup sayang, jan sedih, gue temuin bos dulu," Andita seketika bersemangat.

gue menaiki tangga, berjalan menuju ruangan bos club ini.

tok tok tok...

pintu terbuka, gue syok! ini nasib buruk atau nasib baik?

bayangkan saja! si alvan, cowok kantin bagaimana bisa di ada disini?

gue berdehem, dia masih terdiam.

kenapa tuh kakak kelas?

"ekhem!, lu nggak biarin gue masuk nih?." dia seketika tersentak, lalu memberi celah buat gue memasuki ruangan boss club.

seorang pria paruh baya, duduk di meja kebesarannya, dia tersenyum melihat gue, ketika gue mendaratkan bokong di sofa.

"flora, kok om baru lihat? dari mana saja?" ucap om Baskoro ramah.

"maaf om, flora lama datangnya, ada sedikit masalah dirumah, tapi kali ini, flora sudah bebas kok." gue lihat si alvan duduk di sofa yang berada di depan gue.

"oke flora, om juga sudah buatin jadwal, jadi kamu datangnya setiap minggu dan sabtu saja, kamu khan juga sekolah seperti anak om, om takut ganggu sekolah kamu,itu anak pertama om, alvan." ucap om baskoro menunjuk putra sulungnya.

gue menjulurkan tangan dan tersenyum. "flora, gue Dj tetap disini." ucap gue pura-pura tidak kenal.

dia mengerutkan dahinya, karena tidak ada respon darinya, gue mengambil tangannya lalu menjabatnya.

dia menatap gue tajam. gue memutar bola mata malas.

"om lihat, kalian bakal cocok jadi patner, alvan akan gantiin om beberapa waktu sampai om pulang dari indonesia, jadi kalian harus akrab ya." ucap om baskoro dengan santainya.

sue! gue bareng nih cowok pengecut?!what the hell!

"kalau begitu, flora ke bawah dulu om." om baskoro mengangguk.

gue keluar dari ruangan dengan wajah di tekuk.

gue berjalan menghampiri andita.

"lah, tadi ekspresi lu kayak di tinggal suami, eh sekarang ekspresi lu mirip pakaian kusuk, lu kenapa lagi?" ucap andita bingung dengan ekspresi wajah gue yang berubah-ubah dalam hitungan jam.

Ms. Dj  Vs Mr. PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang