Bab 43

2.9K 108 28
                                    

Tok tok tok...

"Tante?" Ketukan dari pintu dan suara keras Miko yang memanggil gue terdengar nyaring hingga membangunkan gue dengan kondisi kaget.

Miko tetaplah Miko,  gue kira sebutan kakak akan bertahan lama nyatanya itu hanya sesaat.

"Tante, Bangun," Ulangnya berkali-kali.

Astaga! Kenapa Miko belum tidur jam segini? Kenapa juga suaranya terdengar panik seperti itu? Tidak biasanya.

"Sebentar!" Pekik gue dari dalam.

"Ya ampun Miko sekarang jam 2 dan lu ri—"

Miko menarik tangan gue dengan tergesa-gesa bahkan sebelum  menyelesaikan ucapan gue.

"Mik— Byan!? L-lu kenapa?" Tutur gue kalang kabut begitu melihat Byan yang terbaring dengan keringat dingin seraya memegangi perutnya.

Ada apa dengan Byan? Dia terbaring dengan Wajah yang dipenuhi peluh keringat.

"B-byan lu denger gue nggak?" Gue menyentuh wajah byan dengan tampang khawatir.

"Flo?" Suara byan sangat pelan dan lebih terdengar seperti orang yang kesakitan.

"Byan, Kita kerumah sakit sekarang!"

"Gue baik-baik aja, Flo."

"Lihat kondisi lu sekarang dan lu bilang baik-baik Aja? Cih, dasar pembohong!" Kala gue ingin beranjak meninggalkan kamar byan, dia memegang tangan gue.

"Jangan per— lu nangis?" Byan meringis dengan posisi setengah duduk.

Gue langsung memeluk Byan,"Iya Bego! Gue khawatir, Sekarang kita kerumah sakit." Byan mengangguk dalam pelukan gue.

"Miko, Ayo kerumah sakit. Lu gausah cemas, Kita bawa kakak lu kerumah sakit yang gue tau."

Miko mengangguk, terlihat Ekspresi  gusar dari wajah bocah itu.

~~~

"Flo, penampilan lu awut-awutan banget." Ardella heran melihat tampilan gue yang tidak seperti biasanya.

Setelah orang tua byan datang subuh sekali, gue langsung cabut saat itu juga.

"Arghhh! Bodoh-bodoh." Gue mengacak rambut lalu bersembunyi dibalik lengan gue.

"Lu kenapa sih? Ayo cerita."

Gue memegang tangan Ardella, " gue mesti gimana?"

"Gimana apanya? Lu aja belum cerita." Ardella melepaskan tangan gue yang menyentuhnya.

"Jadi kemarin malam saking keselnya sama byan, gue Nambahin cabe dan lada banyak banget di nasi goreng yang gue buatin untuk byan."

"Trus, Apa masalahnya?"

"Masalahnya Byan ternyata punya masalah pencernaan, dia nggak bisa makan yang pedes dan bodohnya lagi, karena terlalu panik gue meluk Byan."

"Hah, Meluk?" Triple AL yang entah dari mana datang langsung menyahut, begitu pula Ardella, mereka berucap secara bersamaan.

"Aish, jangan keras-keras," gue memperlihatkan rupa cemberut.

"Hehe maaf-maaf, bersikap biasa aja, Flo."

"Gue nggak bisa berpura-pura bersikap biasa, Del. Tadi pagi gara-gara terlalu malu, gue langsung cabut dari rumah sakit." Gue langsung menutupi wajah tatkala mengungkit kejadian kemarin.

"Hey, denger Flo." Ardella menepuk pundak gue.

Gue menengok ke arah Ardella.

"Don't Afraid, apa yang lu cemaskan sebenarnya?"

Ms. Dj  Vs Mr. PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang