Bab 47

590 35 19
                                    

***
Oke! Ini benar- benar ga lucu, untuk apa dia memberi gue sebuah kalung? Arghh! bagus flo sekarang lu penasaran dan mari cari sumber dari rasa penasaran lu.

Gue berdiri bergegas menghampiri kamar byan mencari semua jawaban dari tindakan konyol yang ia perbuat.

"Byan!" teriak gue nyaring sembari mengedor pintu yang berseblahan dengan kamar gue.

Byan membuka pintu kamarnya lantas tersenyum lembut, sangat lembut hingga pikiran betapa tampannya segala daya pikat yang ia punya membuat gue hampir tenggelam dan melupakan alasan kenapa gue sekarang berdiri di depan kamarnya.

"Kemana teriakan keras kamu tadi, flo?" tanyanya seraya tertawa kecil lantas berjalan menyingkap gorden lalu menggeser pintu dekat balkon.

Dia bersender di pagar pembatas balkon, melipat kedua tangannya sembari memperhatikan gue yang mirip orang bodoh masih berdiri beberapa meter darinya. Sebenarnya sangat canggung memasuki kamar seorang cowok walaupun byan notabennya adalah sepupu gue, tapi peduli amat sekarang otak gue menuntut jawaban atas rasa penasaran yang sengaja Byan perbuat, dan alhasil gue menerobos masuk.

Semilir angin menghampiri gue ketika berada di samping Byan, gue menatap ke depan tanpa sedikit pun menoleh ke arahnya. Byan masih dengan posisinya tadi.

"Byan?"

"Hm?"

Dapat gue rasakan saat ini, tatapan byan persis tepat ke arah gue, menyamping, seolah menunggu kalimat selanjutnya yang akan gue lontarkan.

"Apa maksud lu ngasih kalung ini?" gue menyodorkannya ke samping tanpa melihat sedikit pun bagaimana raut wajahnya kali ini.

Anggap aja gue pengecut, tapi detik ini, entahlah, rasanya gue nggak sanggup bertatapan langsung dengannya.

Tangan gue kini kosong karena pemberian byan berpindah tangan padanya.

Badan gue bergerak, menghadap kearahnya. Ya! Byan yang menggerakkannya, kedua tangannya kini menyentuh kedua sisi bahu gue.

"Mari kita mulai semuanya dari awal, Flo. Biarkan aku mengenalmu lebih jauh, karena terkadang aku merasa, kamu tidak membuka diri denganku. Dan, biar aku tidak membuatmu bingung lagi dengan sikapku. Ada banyak yang harus kita luruskan, hanya ada kamu dan aku." Byan berujar dengan intonasi yang lembut.

"Ekhem," gue mencoba mengendalikan pikiran dan hati yang hanyut oleh kata-kata byan barusan, "Apa itu artinya lu nembak gue lagi?"

"Bisa dibilang begitu," Byan mengusap leher belakangnya.

"Ak--," Byan memotong perkataan yang bahkan belum sempurna gue ucapkan dengan menempelkan jari telunjuknya di depan bibir gue.

"Aku nggak minta kamu jawab sekarang, nanti saat kamu yakin, aku ingin semuanya berjalan semestinya seperti anak yang berusaha memahami sedikit demi sedikit cara berjalan, biar kamu mengenal orang yang akan berdiri di sisimu ini, ngerti?"

Gue mengangguk patuh, rasanya sekarang ada ribuan bisikan menyuruh memilih diam dan patuh mendengarkan segala celoteh lembutnya. kaget, Ya tentu saja setelah dia berhasil memasangkan kalung berbentuk F, seperti awalan nama gue.

"Byan, boleh aku bertanya satu hal?"

Dia membalas dengan anggukan, disertai senyuman. Baru kali ini, gue benar- benar melihat jelas senyum lepas dari byan, senyum penuh kelembutan seolah menampakkan dia type pemuda penyayang.

"Kenapa lu berubah jadi uhm..." dia mengerutkan alisnya, "sedikit lembut?"

Byan terkekeh,"Maksudmu karena saat berbicara menggunakan aku-kamu?"

Ms. Dj  Vs Mr. PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang