Bab 34

2.1K 85 4
                                    

***

Siang harinya, gue baru turun kebawah.

Gue malas ketemu byan, gue malas berdebat dengan byan. Makanya, gue lebih memilih nahan lapar tapi emang sialnya, nih perut minta diajak gulat, dia bunyi grasak grusuk.

Awalnya gue ngira rumah sepi, eh ternyata gue salah, Byan, Tari dan Alvan sedang kerja kelompok di ruang tamu.

Hari libur gini, masih aja kerja tugas, otak orang pintar emang beda. gue membatin.

Gue berjalan ke ruang makan, Namun tak gue sangka, Alvan nyamperin gue.

"Flo, Besok lu bisa ngisi Acara ultah temen gue, gak?" Ucap alvan menyentak gue dari arah belakang.

"Bisa, Acaranya jam berapa ?" ucap gue dengan suara serak, tanda orang terkena Flu.

Saat Alvan ingin berbicara lagi, Byan datang tak diundang diikuti oleh tari-tarian.

"Lo itu, masih sakit! jangan banyak gaya pake acara nerima tawaran alvan!!" Ucap Byan Sarkasme.

Gue menghela napas.

" lu itu, kenapa sih byan sama gue? gue ada salah apa sama lu? kayaknya apapun yang gue lakuin itu selalu salah dimata lu, bukannya waktu di bali kita udah sepakat buat gak ikut campur masalah masing-masing?" Ucap gue dengan alunan bentakan keras, sampai-sampai tari dan alvan kaget mendengar suara gue.

" Sudahlah Byan, gausah di perpanjang, lagian gue yang bakal anter jemput Flora dengan Aman, so lu gak usah, marah-marah gak jelas sama flora." Ucap Alvan menengahi.

" Lu gak lihat kondisinya? sudah seperti mayat berjalan," ucap byan menunjuk gue, menyuruh alvan melihat tampilan gue, yang memang sangat berantakan khas orang sakit.

" Lu kalo khawatir, bilang dong gausah Ngebentak flora seperti itu, kalo gitu cara lu, nampak banget lu khawatir," Ucap Alvan mencela.

"Apa...." Ucapan byan terpotong.

"Byan, Van kalian kok malah berdebat, Ayo byan kita kerja kelompok lagi." ucap tari-tarian menarik lengan Byan.

Byan Menghela Napas lalu menuju ruang tamu.

Baguslah! pergi aja sono lu, sama Pujaan Hati lu yang menye-menye!!

gue menghembuskan Napas lega.

" So, Gimana flo?" Ucap Alvan menunggu keputusan gue.

" Oke Kak." Aku tersenyum.

Dulu, gue pikir Kak alvan bakal Balas dendam dengan tindakan gue dulu dikantin sekolah namun, gue salah, dia terkadang peduli sama gue.

"Gue jemput Jam 7 Besok Disini, Ok?"

" sip," Gue mengacungkan jempol.

Dia kembali ke ruang tamu, bergabung dengan Tari dan Byan yang sempat Kulirik sedang fokus Menjelaskan.

Cih.. Whatever, kalian memang cocok.

Gue Kembali naik ke atas tidak berniat buat turun lagi.

***

Malam Harinya, suara ketukan pintu terdenger, gue terbangun seketika, gue nggak menyangka bakal tidur selama ini, mungkin karena gue lagi Flu.

Gue Beranjak Menuju Pintu.

Byan lagi, Byan lagi!!! Gue berharap Satu hari saja tanpa byan, gue lelah!

"Ada apa?" Byan berdiri dengan sok coolnya di depan kamar gue, dengan satu tangan Berada dikantong celananya.

" Gue Punya 2 Pilihan kalo lu memang keukeh Nerima tawaran alvan, lu gue anterin atau gak lu sama sekali tidak boleh pergi kesana," Ucapnya mengangkat bahu cuek.

Sial! apa sih mau orang aneh satu ini?

" Gue rasa, lu gak ada hak deh ngelarang gue!" gue pengen menutup pintu namun Byan menarik gue.

Dia menyudutkan gue didinding. Kini, Tangannya Menjerat agar gue tidak bisa kemana-mana.

"L-Lu..La...Gi...N-Nga..pain?" Ucap gue terbata-bata ketika dia menatap gue dengan sangat Intens.

" Gue lagi nunggu keputusan lu," dia tersenyum mencurigakan.

Gue mencoba Menetralkan Degupan Jantung gue yang memompa 100 kali lebih cepat dari biasanya.

"Ok, Puas?!" gue membentaknya.

" Haha, Kalo lu gitu khan kita gak perlu berdebat panjang lebar, dan ingat lu gak boleh pergi kalau pakaian lu kebuka lagi seperti di club waktu itu!" Ucapnya dengan Nada Memerintah sembari melepaskan tangannya dan memberi gue ruang buat bernapas.

"Iya- Iya, Ada Lagi Raja?" Ucap gue dengan wajah kesal.

dia mencondongkan Wajahnya ke depan muka gue. Mata gue terkunci seketika.

" Hahaha, Tidak," Ucapnya sembari menyentil Jidat gue.

"Katanya lu mau masuk? Atau lu betah bareng gue disini?" dia tersenyum setan.

Gue mendecak Sebal lalu berbalik arah masuk ke kamar dengan menutup pintu dengan sangat keras. Gue jamin kalo tiap hari emosi gini, pasti pintu ini bakal rusak.

Sial! kenapa sih, Byan memiliki Segudang sifat? gue benci sifatnya yang tidak bisa di prediksikan!

Gue mending Tidur, Capek dengan Memikirkan Sifat byan Yang terlalu ambigu buat gue.




#Maaf Slow Update, thanks Banget yang udah setia Nunggu sampai part ini.













Ms. Dj  Vs Mr. PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang