Malam ini aku sama sekali tidak bisa berhadapan dengannya.
Sejak kejadian tadi sore hal itu membuatku tidak berani berhadapan langsung dengannya.
Mengingat ini dirumah aku takut cowok itu akan melakukan hal yang tidak senonoh kepadaku.
Yah.. aku tahu.
Aku tahu kalau sebenarnya kejadian itu terjadi karena kesalahanku yang melawannya bahkan sampai mengejeknya.
Sungguh. Kerasukan apa aku tadi sampai aku berani melakukan semua hal itu?
Oh yatuhan, apa yang harus kulakukan sekarang?
Aku mendengus kasar lalu mengangkat kepala dengan gerakan kecil.
Mataku mengerjap bentar saat tidak sengaja berpapasan dengan Jungkook. Cowok yang ingin kuhindari saat ini.
Aku melepaskan kontak mata kami yang terjadi dalam 3 detik barusan dan memutuskan untuk pergi.
Ketakutan masih menyelimutiku.
Niatku untuk mencari makanan di kulkas seketika lenyap.
Badanku berbalik cepat, aku berjalan cepat ke arah kamarku.
Tapi sesaat aku berhenti saat merasa lenganku diputar ke belakang yang spontan membuatku juga ikut berbalik.
Lagi-lagi mata kami saling berhadapan, sesaat aku diam menatapnya.
Setelah sadar untuk sekali lagi aku memutuskan kontak mata kami berdua.
Kepalaku menunduk kecil, tanpa kusadari badanku sedikit bergemetar.
"Wae? neo museowoyo?" Tanyanya dengan nada suara sedikit dingin. (Kenapa kau ketakutan)
"A-ani. Na museowo aniyo." Jawabku masih tidak berani menatap matanya. (Tidak. Aku tidak sedang ketakutan)
"Kalau begitu lihat aku. Kenapa kau daritadi kelihatan seperti menghindariku?"
Diam-diam aku menelan saliva yang sudah memenuhi dalam bibirku kedalam saluran tenggorokan.
Badanku makin bergemetaran. Kurasa aku masih sangat ketakutan dengan kejadian tadi.
"A-aku mau pergi. L-lepaskan aku."
"Kau mau pergi kemana? Apakah sesusah itu untuk menatapku? Naega bwa!" Suaranya meninggi, tingkat getar badanku meningkat drastis.
Aku mengangkat kepalaku pelan dan menatapnya dengan tatapan takut.
"Sudah kan? A-apa yang kau inginkan?"
Cowok itu diam. Dia sama sekali tidak menjawabku sampai akhirnya bibir Jungkook terbuka.
Seperti sedang ingin berbicara. Tapi 2 detik berikutnya bibirnya kembali tertutup.
"Apa aku memperkosamu? Jangan pandang aku seperti itu!"
Jungkook melepaskan tangannya dari lenganku dengan sedikit kasar, ia memasukkan kedua tangannya serempak ke dalam saku celana.
"Pergilah. Aku hanya ingin memastikan saja kau takut kepadaku atau tidak."
Dahiku mengernyit kecil, omong kosong apa itu barusan?
"Dan ternyata kau takut. Hah, pergilah sana. Melihat wajah bebekmu membuatku naik darah saja."
Diam-diam aku memutar kedua bola mataku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Destiny [PROSES REVISI]
Fanfiction#64 In cerpen. #293 In FF. #82 In jjk. #414 jeonjungkook #770 fiksipenggemar Bermula dari perjodohan bawah umur, sampai tinggal di bawah atap yang sama dengan Jeon membuat Park Hyerin merasa sangat sial. Tidak pernah disangka dalam pikirannya bahwa...